5000 Jiwa Warga Negeri Lima Belum Punya Rumah

AMBON, INFO BARU--Sekitar 5.000 jiwa warga Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), yang diterpa bencana alam akibat jebolnya Dam Wae Ela pada 28 Juli 2013 yang meluluhlantakan pemukiman mereka, hingga sekarang, ribuan nyawa itu masih tetap hidup di lokasi pengungsian.
Ribuan warga negeri lima itu belum bisa memperoleh rumah sendiri lantaran minimnya bantuan dari Pemerintah.
Ironisnya, sekitar sembilan bulan atau pasca jebolnya Natural Dam Wai Ela, bantuan dari pemerintah hanya Rp.15.000.000 dari Rp.25.000.000.
Bahkan janji Pemerintah Daerah Provinsi Maluku beberapa waktu lalu untuk segera membangun pemukiman ribuan warga Negeri Lima selaku korban bencana alam tersebut belum juga direalisasikan.
“Petugas Pemerintah Daerah bilang uang sebesar Rp.15.000.000 digunakan untuk pembuatan pondasi masing-masing korban yang punya rumah hancur. Tapi, uang itu tidak cukup untuk kami buat pondasi rumah. Karena untuk harga tanah saja, dibutuhkan Rp. 10.000.000 hingga Rp.12.000.000. Belum lagi untuk beli pasir, batu, semen dan lain-lain,” ungkap Walad salah satu korban bencana Natural Dam Wai Ela kepada Info Baru, di Negeri Lima, kemarin.
Pemerintah Daerah Maluku masih berhutang terhadap 5000 jiwa warga Negeri Lima korban bencana alam tersebut.
Pasalnya, duit yang dijanjikan untuk masing-masing KK menerima Rp 25.000.000, tapi yang diberikan hanya Rp 15.000.000, sehingga masih ada sisa Rp 10.000.000 yang belum dilunasi pihak Pemda Maluku.
“Anda (Wartawan-Red) lihat saja sendiri. Sampai sekarang belum ada satupun warga korban banjir bisa membangun rumah. Dana Rp 15.000.000 itu, kami sudah membeli tanah dan kebutuhan hidup sehari-hari selama dipengungsian,” ungkap Walad kepada Koran ini di Negeri Lima.
Sehingga Walad bersama ribuan korban bencana alam Negeri Lima lainnya kini sangat mengharapkan uluran tangan atau bantuan dari pemerintah untuk bisa membangun pemukiman mereka yang hancur akibat diterjang banjir bandang atas jebolnya Natural DAM Wai Ela.
”Katong berharap dana sisa Rp 10 juta itu diberikan oleh pemerintah, supaya katong bisa beli batu dan pasir. Karena selama ini belum ada informasi setelah dibagi dana tahap pertama pada Oktober 2013 lalu,” ungkapnya.
Diketahui natural Dam Wae ela yang terletak di Desa Negeri Lima Kec. Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Juli 2013 itu, akibat longsor dan patahan gunung sehingga menghalangi aliran air di kali seperti sedianya.
Sejumlah faktor penyebab adanya bendungan di atas gunung Negeri Lima itu, lantaran sebelumnya penebangan liar dan lemahnya sistim pengawsan dan penindakan dari pemerintah terhadap person maupun para kelompok yang melakukan aktifitas penebangan liar.
Hal itu menyebabkan berkurangnya resapan dan curah hujan tinggi juga tanah intensitas kadar air tanah dan derajat kemiringan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tinggi.
Natural DAM Wae Ela sebelum jebol, menampung sekitar 2.100.000 kubik material berupa batu, tanah dan pasir sehingga menghalangi aliran air. Termasuk menampung air kurang lebih 19.800.000 kubik sebelum DAM nomor satu di Asia Tenggara itu jebol.
Struktur natural DAM ini tidak bisa dikatakan kokoh lantaran material tanah yang menjadi badan DAM merupakan tanah labil atau kategori tanah gampang mencapai titik jenuh (Jenuh Air). Belum lagi debit air yang selalu meningkat lantaran intensitas curah hujan yang tinggi di areal DAS.
Sekedar diingat, Kamis 25 Juli 2013, sekitar pukul 11.30, air di Natural DAM Wae Ela itu meluap melewati pembatas (Pasangan Batu Kali), tapi tidak mampu mengantisipasi debit air yang tiap menit naik walhasil DAM itu jebol akhirnya meluluhlantakan pemukiman warga Negeri Lima. (SAT)
Posting Komentar untuk "5000 Jiwa Warga Negeri Lima Belum Punya Rumah"