Oknum Polantas Pukuli Ketua Cabang GMKI Tual
TUAL, INFO BARU--Nasib buruk dialami ketua cabang GMKI Tual-Malra Luther Rahajaan sesaat menaiki ojek ketika hendak menuju pelabuhan tual Kamis (18/09), menuju Pontianak untuk mengikuti Kongres GMKI ke-34, malah dipukuli oleh oknum anggota Polisi Lalulintas (Polantas) dari Polres Maluku Tenggara, Beni Salututin.
Demikian hal ini diungkapkan Ketua GMKI cabang Tual-Malra kepada Info Baru di Tual melalui Handphonenya, usai insiden pemukulan yang dilakukan oknum anggota Polnatas Polres Malra terhadap dirinya.
Kronologisnya, aksi pemukulan yang dilakukan anggota Polantas Polres Maluku Tenggara itu di kawasan Watdek atau depan kantor Koramil sekitar pukul 18:20 WIT. Ketika korban hendak mengejar waktu keberangkatan kapal Pelni KM. Tidar yang segera berangkat tak lama setelah kejadian naas tersebut.
“Tiba-tiba saya dihampiri dan dipukul dengan alasan tidak jelas ketika hendak menaiki ojek. Saya hanya pasrah menerima karena mengejar keberangkatan kapal untuk agenda nasional,’” ungkapnya.
Ia mengakui melalui telephone cellularnya langsung melaporkan kejadian “ringan-tangan” oleh anggota Polantas itu kepada Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Iroth Laurens Recky, SIK.
Menurut Luther, Kapolres Malra berjanji akan ditindak-lanjuti kejadian memalukan wibawa aparat penegak hukum yang dalam hal ini anggota polres Maluku Tenggara dari satuan lalu lintas (Polantas) yang bernama Beni Salututin.
Kapolres Maluku Tenggara yang dikonfirmasi Koran ini membenarkan kalau dirinya telah menerima informasi pemukulan itu dari Ketua cabang GMKI Tual-Malra selaku korban.
“Yang bersangkutan malam ini (Kamis,18/09) akan diperiksa dan akan diberi tindakan,” demikian kata Kapolres Malra, AKBP Iroth Laurens Recky, melalui pesan singkatnya.
Aksi pemukulan laksana preman yang dilakukan oknum anggota Polantas terhadap Ketua GMKI Cabang Tual-Malra itu, dinilai sangat memalukan serta mencoreng wibawa institusi Polri, karena sebenarnya tidak diharuskan terjadi.
Pasalnya, tindakan premanisme oleh oknum Polantas Beni Silatutin terlihat jelas menggambarkan arogansinya. Karena tidak mencerminkan motto Kepolisian Republik Indonesia yang sejatinya, dalam melayani dan mengayomi masyarakat baiknya melalui cara-cara yang persuasif.
Akasi premanisme itu kemudian mendapat reaksi keras dari sejumlah aktivis di Maluku Tenggara dan Kota Tual.
Salah satu aktivis dari Tual-Malra, Muhammad Zakir Rahajaan, S.Sos, kepada Info Baru di Tual menilai anggota Polantas itu memiliki rasa malu terhadap seragam yang dipakainya.
“Kalau gak ya pecat saja terus alih profesi jadi petinju. Saya tegaskan Kejadian ini harus diproses transparan, agar publik tau kinerja oknum anggota polisi yang bermental bobrok. Dalam waktu 1 x 24 jam Polres Malra harus sudah mengumumkan secara resmi ke publik terkait hasil pemeriksaan dan tindakan sanksi apa yang diberikan polres malra kepada pelaku,” tegasnya. (MG-03)