Bank Sampah Diterapkan di Dua Kecamatan
![Bank Sampah. Bank Sampah.](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXbTu5n7K8SViGQgIC-rkcbitK50Lny_iqnZlYudk_T82lmpUdhMkBBWsonr3KFzxXLfDWacz20BxrfcnN9hThdt9CfgoVQx9np-gPbClUBlZB1lEzOD1as1zej_BumLjHJSarvHehesau/s1600/Bank+Sampah.jpg)
AMBON, INFO BARU--Kepala kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (PDL), Lusia Izaak kepada wartawan di Ambon, Selasa (24/6) mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan menerapkan program bank sampah pada dua kawasan di kota bertajuk Manise tersebut yakni di kecamatan Nusaniwe dan desa Poka kecamatan Teluk Ambon.
"Tahap awal bank sampah akan diterapkan di dua kawasan yakni kecamatan Nusaniwe dan desa Poka, kecamatan Teluk Ambon," ujarnya.
Menurutnya, sebelum menerapkan bank sampah pada kawasan pemukiman warga, program yang sama telah diterapkan pada beberapa sekolah di kota Ambon.
“SD Negeri 2 Ambon dan SMA Negeri 4 dijadikan model sekolah yang melaksanakan program peduli lingkungan, yang digagas Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dengan membuat Bank Sampah,” katanya.
Program ini dilakukan dalam rangka pengembangan sekolah berbudaya lingkungan atau green school. Dan selanjutnya akan dilaksanakan di kawasan pemukimam penduduk, yang dimulai oleh Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Dinas Kebersihan kota Ambon.
"Ibu-ibu PKK Ambon telah belajar pengelolaan serta mempersiapkan konsep mengelola bank sampah. Ibu rumah tangga merupakan target awal karena dari situ akan menyebar ke keluarga" katanya.
Lusia mengatakan, program tersebut diterapkan dengan model dua dimensi yang bertujuan menjaga lingkungan bersih dan dan memiliki nilai ekonomis.
"Selain menjaga kebersihan lingkungan, sampah produktif seperti plastik dan kaleng yang bernilai ekonomis karena warga akan mencari gelas plastik untuk dijual dan meningkatkan pendapatan," ujarnya.
Dia jelaskan, bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung.
Lanjutnya disebut nasabah dan memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.
"Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang melakukan bekerja sama," katanya.
Ia mengakui, pengembangan Bank Sampah di Ambon harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah (3R) guna membangun lingkungan sekaligus membangun ekonomi kerakyatan.
"Bank Sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif mengelola sampah, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru masyarakat di Indonesia," tandasnya. (RIN)