SMAN 3 Kairatu Jajaki Penerapan Kurikulum Adiwiyata
![]() |
Pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) SMA Negeri 3 Kairatu, Sabtu (7/5). |
PIRU, INFO BARU--Sebagai upaya menanamkan nilai budaya dan kepedulian terhadap lingkungan hidup, pihak pengelola SMA Negeri 3 kairatu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), saat ini mulai menjajaki penerapan Kurikulum Adiwiyata dalam setiap perangkat pembelajaran siswanya.
Adiwiyata sendiri merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional, dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup serta pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Menurut Kepala SMAN 3 Kairatu, Ahmad Wakano kepada koran ini, Senin (9/5), uji coba penerapan kurikulum dimaksud, dilakukan pihaknya sedari awal tahun pelajaran 2015-2016. Sejak masa itu pula, para dewan guru yang bertugas disana sudah memasukan kurikulum Adiwiyata dalam setiap perangkat pembelajaran kurikulum 2013 melalui penyusunan dokumen rancangan pendidikan satu, dua dan dokumen tiga.
“Semua rancangan pendidikan baik itu dokumen satu, dua maupun tiga yang menjadi prasyarat guna diitegrasikan dalam kurikulum 2013, sudah dibuat oleh masing-masing guru. Jadi saat ini, penerapan kurikulum Adiwiyata di SMAN 3 Kairatu, sudah mulai berjalan. Dan SMAN 3 Kairatu, merupakan satu-satunya sekolah di SBB yang baru mencoba menjalankan kurikulum Adiwiyata ini,” ujar Wakanno.
Kata dia, pihaknya termotivasi untuk menerapkan Kurikulum Adiwiyata di SMA 3 Kairatu, berawal saat dia mengikuti program kemitraan sekolah di SMAN 2 Blitar, Jawa Timur yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2015.
Selebihnya, hal lain yang melatar belakangi hingga kurikulum Adiwiyata diterapkan di SMA 3 Kairatu, olehkarena adanya karakteristik masyarakat terutama warga sekolah yang kurang memperhatikan lingkungan hidup disekitarnya.
“Nah melalui kurikulum Adiwiyata ini, budaya cinta dan peduli lingkungan ditengah masyarakat terutama warga sekolah yang pada awalnya kurang memperhatikan lingkungan hidup, tetapi lewat budaya sekolah yang kita bangun maka kami menjamin akan ada progress peningkatan dari tahun ke tahun,” pungkas Wakanno.
Dia menjelaskan, ada empat komponen yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Diantaranya kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif serta pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Sedangkan keuntungan menerapkan kurikulum adiwiyata ini, yakni mendukung pencapaian kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan menengah. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.
Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah serta masyarakat sekitar. Serta meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.
Lebih jauh dikatakan, karena kurikulum itu tantangannya cukup besar, maka dalam pengembangannya, harus mendapat dukungan dari semua pihak.
“Untuk menerapkannya kita harus istiqamah dulu dengan semua pihak terutama warga sekolah. Artinya, untuk para guru sendiri, mau tidak kurikulum ini diterapkan. Lalu untuk para siswa apakah sudah siap atau tidak kurikulum itu diberlakukan kepada mereka. Nah Alhamdulillah, tidak ada persoalan. Karena setelah kami lakukan pendekatan dengan pihak-pihak dimaksud, semuanya sepakat agar kurikulum Adiwiyata tetap diterapkan di SMA 3 Kairatu. Dan satu hal yang mesti ditanamkan sedari awal untuk mewujudkan capaian target dari Kurikulum ini yaitu harus memupuk adanya keinginan guru dan siswa untuk membangun susuatu yang indah pada lingkungan sekolah melalaui pembiasaan yang lahir dari diri sendiri tanpa ada paksaan,” sebut Wakanno.
“Jadi begini, konsepnya adalah ketika siswa diajak untuk berbuat sesuatu yang bersifat indah maka kapasitas inteletualnya itu akan terbangun dengan sendirinya,” ujarnya lagi
Akui Wakanno, kendala utama yang sedang dihadapi pihanya yakni persoalan anggaran untuk pembangunan fasilitas pendukung. Olehnya, mau tidak mau pihaknya terpaksa melibatkan campur tangan dari orang tua murid.
Selain itu, guna mensiasati kebutuhan anggaran dimaksud, pihaknya juga akan mencaplok sebahagian dari pos dana BOS. Baginya, tidak ada masalah jika dana BOS dipakai untuk pengembangan kurikulum dimaksud. Karena ada satu item dalam juknis pengelolaan dana BOS, mengisyratkan dana BOS bisa dipakai untuk program Adiwiyata. Item itu yakni yakni perbaikan ringan sekolah.
Meski baru awal diterapkan dan akan ada banyak hambatan, tetapi Wakanno mengaku, pihaknya sangat optimis bahwa penerapan kurikulum Adiwiyata ini akan berhasil.
“Nah untuk mewujudkannya, salah satu langkah yang akan kita tempuh dikemudian yakni membangun kerja sama dengan badan/kantor Lingkungan Hidup Daerah,” ucap Wakanno.
(IB-94)
Posting Komentar untuk "SMAN 3 Kairatu Jajaki Penerapan Kurikulum Adiwiyata"