Pembusukan Politik, Vanath Teror Tim MANDAT di Siwalalat
AMBON, INFO BARU - Jelang pemungutan suara ulang Pilkada Maluku di Kabupaten SBT pada 11 September mendatang, transisi politik lokal mulai di warnai dengan demokrasi yang tak sehat. Zona kekuasaan Vanath (Bupati aktif) tersebut yang juga kompetitor dalam pilkada Maluku telah menunjukan "pembusukan politik" (political decay) di daerah kekuasaannya.
Hal ini dengan berbagai intimidasi serta ancaman oleh yang diduga dilakukan Bupati Abdullah Vanath terhadap tim pemenangng pasangan MANDAT di Desa Siwalalat saat melakukan manufer politik menjelang pilkada ulang pada tanggal 11 September mendatang.
Ancaman dan intimidasi yang dilakukan kepada tim pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Herman Koedoeboen-M. Daud Sangadji (MANDAT) saat berada di Kecamatan Siwalalat. Ini diungkapkan Majid Latuconsina kepada Info Baru kemarin.
“ Beta dengar-dengar sekarang ose pung kegiatan makin menjadi-jadi di Atiahu, beta bicara ini mungkin terakhir beta kase ingat saja, stop dengan ose punya kegiatan itu,” ini bunyi Short Massage Service (SMS) yang dikirim oleh Abdullah Vanath dengan Nomor : 08138433322 kepada tim pemenangng MANDAT Senin, (25/8) sekitar pukul 20.00 WIT.
Bukan saja itu dirinya juga mengancam lanjut Latuconsina Abdullah Vanath beserta timnya akan melakukan pemukulan terhadap tim pemanang pasangan MANDAT jika manufer politik masih saja dilakukan di Kecamatan SIwalalat,” Kalau masih terus nanti katong lihat saja,” ancam Abdullah Vanath.
Kekuasaanya dalam merebut tahta kepemimpinan di Maluku oleh Abdullah Vanath terlalu ambisiusitas. Hal ini di tunjukan dengan mendesaign dan memobilisasi gerakan masa hingga mengancam dan memukul tim pasangan MANDAT di SBT adalah menunjukan kepemimpinan vanath bak singa yang memangsa musuhnya di kandang sendiri.
"Ancaman vanath terhadap tim pemenang pasangan MANDAT untuk melakukan konsolidasi politik di SBT adalah bukan sikap politik yang elegan,” ujar Direktur Eksekutif Polwais Maluku di Jakarta kemarin saat dihubungi wartawan Info Baru kemarin.
Disisi lain, ujar aktifis muda Maluku ini, demokrasi bukan untuk saling menghujat dan saling mengancam antar kandidat. Tapi sama-sama mendudukan etika politik yang baik untuk sama-sama membangun Maluku.
Sikap vanath yang konon kabarnya melakukan ancaman politik terhadap warga negara adalah tindakan melawan negara. "Etika politik vanath sudah diluar ambang batas dan sangat tidak fair dan wajar sebagai tokoh Maluku dan Pemimpin di SBT" kritiknya..
Lebih ironis ujar Wahada, Kepala Bawasda SBT tak lagi menunjukan independensi politik dalam pelaksanaan Pemilukada ulang di SBT. Tindakan mengancam tim pasangan lain adalah tindakan diluar jalur topuksi yang seharusnya di tegakan.
"Harusnya masyarakat di bina dengan pendidikan politik yang baik, bukan mengancam atau atau meneror masyarakat" sangga Alumnus Fisip Unpatti ini.
Baginya, kepemimpinan yang dilakukan Abdullah Vanath adalah karakter pemimpin yang sangat destruk sepanjang pesta demokrasi di Maluku. Hal ini bisa di anggap ancaman melawan hukum dan bisa dilaporkan kepada pihak yang berwajib. (*)
Posting Komentar untuk "Pembusukan Politik, Vanath Teror Tim MANDAT di Siwalalat"