Tuasikal: Guru Harus Kreatif

MASOHI, INFO BARU--Sempat terjadi polemik sebelumnya terkait didirikannya SMA Negeri 3 Masohi kabupaten Maluku Tengah 2013 lalu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Maluku, Askam Tuasikal, kemarin dalam sambutannya saat peresmian sekaligus peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut mengatakan, sejak awal sekolah ini digagas terjadi polemik luar bisa dan praktis.
Menurutnya, polemik itu bukan saja datang dari pihak luar sekolah, tapi juga dari para guru atau tenaga pendidik.
Dikatakan, tugas seorang tenaga pengajar bukan hanya sebagai fasilitator, melainkan cerminan seorang tenaga pendidik yang tentunya berwawasan akademis.
Lanjutnya, sebagai seorang guru atau tenaga pendidik tidak sangat berarti seorang guru atau tenaga pendidik itu hanya menstransfer pengetahuan lewat baca buku kemudian menjelaskannya kembali kepada anak didik.
Jika demikian, kata Askam, maka tidak akan menyelesaikan permasalahan bangsa saat ini. dalilnya, guru sebagai kunci penentu masa depan bangsa harus lebih kreatif. Apa yang terjadi seperti itu, karena guru tidak belajar membekali diri dengan nilai-nilai akademis, sosial, budaya dan agama,” katanya.
Menanggapi masalah pendidikan di Malteng tidak maju, Askam menepisnya dengan berdalih, pada 2014 pihaknya telah mendapatkan mandat untuk pendirian Politeknik Negeri Masohi.
“Dan hari ini sudah mulai dilakukan penerimaan mahasiswa baru dan di akhir bulan atau awal bulan oktober nanti sudah mulai proses perkuliahan. jika ingin melakukan sesuatu tidak perlu berbicara panjang lebar. Tidak perlu mempublikasikannya kepada orang lain,” paparnya.
Ia berharap, agar para siswa tengah belajar di SMA Negeri 3 Masohi, kedepannya setelah lulus bisa mengenyam pendidikan tinggi negeri di Kabupaten Maluku Tengah.
“Tidak perlu jauh-jauh lagi karena sudah ada pendidikan tinggi negeri di kabupaten Malteng,”harapnya.
Katanya, tahun ini ada tujuh program studi untuk dua Politeknik di kabupaten Malteng, satu berkedudukan di ibukota Masohi, sedangkan satunya di kecamatan pulau Banda, dan ini bukan prestasi sesungguhnya.
“Hanya sebagian kecil dari perjalanan pemimpin kita yang ada di daerah ini yang memberikan jawaban terhadap apa yang dikritisi oleh anak-anak bangsa yang ada di Malteng. kritikan itu terjadi karena bisikan yang tidak terpenuhi sehingga suka memprovoksi,” katanya.
Namun Askam juga bangga adanya kritikan seperti itu. “SMA Negeri 3 Masohi tahun ini telah memiliki 200 siswa. Dan 2014 ini bukan hanya dua ruang yang akan dibangun tapi empat ruang yang akan diberikan untuk SMA Negeri 3 Masohi,” katanya.
Ia berjanji 2015 nanti, akan ada lagi bantuan lainnya. Sehingga dengan adanya sekolah yang baru, jiwa baru, berpikir baru, dapat memberikan efek tentang perubahan bangsa kedepan.
Harapannya, dengan awal pendirian didirikan sekolah tersebut suatu awal yang baik dan harus mampu memenej pendidikan yang baik, pola komunikasi dengan guru-guru, teman sejawat, atau rekan-rekan kepala sekolah yang ada di kabupaten Malteng harus tetap dijaga.
“Pembinaan mental kepada siswa, proporsinya harus dipertegas karena masih ada kesempatan untuk kita membenahinya kedepan,” pungkasnya. (MG-01)