Budaya Sasi Laut Haruku Sameth
MASOHI, INFO BARU-Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury saat membuka acara Budaya Sasi Laut Negeri Haruku Sameth Kecamatan Pulau Haruku mengatakan, ritual adat "Sasi Lompa" bentuk peninggalan leluhur yang digelar oleh Negeri Haruku Negeri Sameth yang masih dipertahankan dan dilestarikan.
“Sasi yang merupakan aturan yang ditetapkan oleh negeri setempat untuk kemudian dinikmati juga oleh masyarakat,” ujarnya.
Dikatakan, sebelum orang secara global membahas pentingnya pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan, masyarakat Maluku sudah menerapkannya sejak lama, melalui hukum adat sasi yang diwariskan turun-temurun dari leluhur.
Leleury merefleksikan, aturan sasi telah diberlakukan sejak tahun 1600-an dan orang Maluku telah menjaga kelestarian lingkungan sejak dahulu, karena Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil SDA tertentu dalam upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumberdaya hayati, hewani maupun nabati alam.
Dikemukakan, peraturan dalam pelaksanaan larangan Sasi menyangkut mengatur hubungan manusia dengan alam dan antar manusia dalam wilayah yang dikenakan larangan tersebut.
“Maka sasi pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk memelihara tata-krama hidup bermasyarakat, termasuk upaya ke arah pemerataan pembagian atau pendapatan dari hasil SDA kepada seluruh warga atau penduduk setempat,” jelasnya.
Kata dia, aturan Sasi sangat berperan untuk mengatasi degradasi lingkungan, tapi perusakan lingkungan habitat terumbu karang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab semakin gencar dilakukan.
“Salah satu bentuk Sasi yang paling menarik dan paling unik di Maluku adalah Sasi Ikan Lompa dari Pulau Haruku. Jenis Sasi ini hanya terdapat di Pulau Haruku, dan uniknya karena Sasi ini sekaligus merupakan perpaduan antara Sasi Laut dengan Sasi Kali,” ungkapnya.
Kata Leleury, secara geografis, Malteng adalah daerah kepulauan yang memiliki luas wilayah lautan 92,3 % dan wilayah daratan 7,7 %.
Dengan kondisi geografis itu lanjutnya, Malteng memiliki keanekaragam potensi alam bahari yang besar, seperti keindahan terumbu karang maupun jenis ikan, bahkan di sisi lain menjadi investasi kelautan sekaligus sumber PAD bagi daerah, serta bermanfaat bagi lingkungan sosial budaya serta kesinambungan ekonomi yang seimbang dan lestari.
Selebihnya, keindahan laut menawan yang dapat dijadikan pentas seni seperti gelar budaya Sasi Laut, Pameran Kerajinan hasil laut yang sama dilakukan.
Harapannya, gelaran budaya Sasi Laut ini dapat menjadi sarana yang penting bagi semua pihak terutama keberpihakan pemerintah pada sektor kelautan dan perikanan, khususnya di daerah pesisir dan pedesaan bisa mencakup masyarakat ekonomi lemah.
Dalam skala besar kata dia, kegiatan memberikan stimulan bagi semua pihak, khususnya masyarakat Pulau Haruku, untuk senantiasa menjaga kebersihan laut demi kelestarian biota laut serta menjaga keindahan Pulau.
Pasalnya, sektor kelautan dan perikanan mampu menarik investor yang lebih banyak lagi guna menanamkan modal di Malteng.
Pasalnya, sektor kelautan sebagai sumber mata pencaharian yang memiliki prospek dimasa depan, dan perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai serta daya dukung armada tangkapan yang berteknologi perikanan.
Diperlukan pula kata dia, ada kebijakan atau program yang melibatkan masyarakat pesisir (ekonomi lemah), dari proses perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan suatu kegiatan dalam wadah organisasi.
sehingga kata Leleury, hasilnya dapat bisa meningkatkan kualitas SDM dan program berskala prioritas untuk mampu menuntun masyarakat pesisir menuju kemandirian.
Turut hadiri dalam acara ini, Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Desa se-Kecamatan Pulau Haruku serta para Tokoh masyarakat Pulau Haruku. (HAS)
Posting Komentar untuk "Budaya Sasi Laut Haruku Sameth"