Maluku Harus Jadi Contoh Kerukunan Beragama

Gelar silaturahim yang bertemakan “Kerukunan Beragama sebagai Pilar Kekuatan Bangsa,” itu dihadiri sejumlah stakeholder yang ada di Maluku, diantaranya, Pejabat Gubernur Maluku, Saut Situmorang, Sekretaris Daerah (Sekda), Ketua DPRD, Pangdam Pattimura, Polda Maluku, Walikota Ambon, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati), Para Bupati dan berbagai stakeholder lainnya lagi.
Selain para stakeholder di Maluku hadir pula, Dirjen Pendis, Dirjen Bimas Hindu, Sekretaris Dirjen Bimas Islam, Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB), Pelaksana Tugas Dirjen Bimas Kristen, Direktur Pengelolaan Zakat, Plt Dirjen Bimas Katolik, Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan, dan Sekretaris Ditjen Bimas Buddha.
Dalam kesempatan itu, Menag mengatakan, sejak kehadirannya di Kota Ambon pada pelaksanaan Musbaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXIV 2012 lalu, Ia selalu mengenang daerah yang bertajuk “Seribu Pulau” ini.
“Saat saya menginjakan kaki saya di Kota Ambon pada pelaksanaan MTQ XXIV 2012 lalu, saya selalu mengenang kota ini. Karena nuansa kerukunan umat beragamnya sangat luar biasa. Di banyak kesempatan, saat memaparkan kerukunan di berbagai daerah, kesuksesan pelaksanaan MTQ di Ambon, selalu saya jadikan sebagai referensi,” akui Menag.
Menag mengatakan, masih kuat pada ingatanya, MTQ 2012 sedianya akan diselenggarakan di Kepri. Namun, beberapa saat sebelum diputuskan, mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, menemuinya dan berharap, Ambon bisa menjadi tuan rumah MTQ ke XXIV.
“Saat Pak Karel menemui saya untuk menyampaikan keinginannya agar MTQ digelar di Kota Ambon, saya sempat menanyakannya. Saya bilang, ini keinginan bapak atau bukan, Pak Karel menjawab, ini keinginan dari tokoh-tokoh agama dan masyarakat di Maluku Pak Menteri,” kenangnya.
Ia mengaku, banyak pihak yang meragukan MTQ bisa berjalan sukses dan lancar di Kota Ambon. Katanya, orang-orang bertanya kepada dirinya. “Saat itu banyak orang meragukan Ambon sebagai tuan rumah. Mereka bertanya kepada saya, Pak Menteri apa bisa Ambon menjadi tuan rumah, jangan-jangan kacau,” kata Menag mengutip.
Disinggung, keraguan tersebut muncul karena berkaca pada peristiwa yang terjadi saat perayaan Hardiknas, Juni 2007 lalu, yang dihadiri Presiden SBY. Saat Presiden memberikan sambutan setelah menyematkan penghargaan Satya Lencana kepada sejumlah pemuda Ambon, muncul sekelompok penari Cakalele.
Mereka berpakaian tradisonal tanpa baju yang dilengkapi parang dari kayu lalu menari-nari di depan Presiden, sambil membentangkan bendera RMS.
“Saat itu, banyak pejabat trauma. Tapi saya juga masih ingat, kalau beberapa tokoh agama meyakinkan saya dan menyatakan siap melaksanakan MTQ di Ambon,” katanya.
Kata Menag, keraguaan tersebut muncul selain mengingat peristiwa Hardiknas 2007 lalu, ada beberapa kejadia lain yang di kabarkan jika di Kota Ambon telah terjadi ketegangan antar dua komunitas beragama.
Ditegaskan, suksesnya penyelenggaraan MTQ membuktikan kepada semua pihak tentang Ambon sebagai kota kerukunan. Ia juga menilai, Ambon mampu menunjukkan kerukunan yang sangat monumental dan membanggakan. “Kerukunan di Ambon harus menjadi contoh, tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara. Ambon layak disebut sebagai Kota Kerukunan,” pujinya.
Dalam kesempatan itu, para tokoh agama yang merupakan perwakilan dari agama masing-masing turut menyampaikan pesan moral mereka tentang kerukunan umat beragama di Maluku.
Mereka mengatakan, silaturahim ini sebagai bentuk keteladanan yang dibungkus dengan semangat kebersamaan dan keakraban. Keragaman adalah suatu kenyataan, kerukunan adalah jiwa dari kehidupan beragama. Maluku akan membuktikan pada dunia, bahwa dunia bisa belajar dari Maluku.
“Tanah kami bukan tempat konflik, tapi tempat perdamaian. Mari membangun rasa saling percaya diantara kita. Perang hanya melahirkan kesengsaraan. Yang menang jadi arang, yang kalah jadi abu,” demikian pesan yang dibacakan oleh salah satu perwakilan tokoh agama.
Kehadiran Kemenag yang juga adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pambangunan (PPP) ini, disambut dengan positif oleh para pejabat Maluku, termasuk para elit politik. (TWN)
Posting Komentar untuk "Maluku Harus Jadi Contoh Kerukunan Beragama"