5.920 Siswa SMP/MTs Siap Ikut UN

Ujian Nasional
Pelaksanaan Ujian Nasional SMP di SMPN 2 Ambon (Foto: SAT/Info Baru)
Pelaksanaan Ujian Nasional SMP di SMPN 2 Ambon (Foto: SAT/Info Baru)
AMBON, INFO BARU--Sebanyak 5.920 siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Ambon siap mengikuti Ujian Nasional (UN), Senin (5/5) Hari ini.
“5.920 siswa SMP/MTs tersebar pada 54 sekolah yang terdiri dari 47 SMP dan 7 MTs,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama kepada wartawan di Balai Kota Ambon, pekan kemarin.
Kainama mengatakan, distribusi soal ke setiap sekolah dilakukan dua jam sebelum pelaksanaan ujian dengan mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian.
“Soal UN berada di posko UN pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Maluku. soal akan kita distribusi dua jam sebelum ujian dilaksanakan,” katanya.
UN yang dilaksanakan di Kota Ambon bersifat objektif, jujur dan berkualitas sehingga diperoleh sumber daya manusia yang berintelektual. “UN kali bersifat objektif dan jujur ini supaya kita dapat sumber daya manusia yang betul-betul harus menguasai kompetensi intelektual secara objektif,” ujarnya.
Lanjutnya, pelaksanaan UN akan dilakukan dengan sistem pengawasan silang murni oleh para guru dengan melibatan tim pengawas independen Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).
"Pengawasan dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Kita berharap UN 2014 dapat berlangsung aman dan lancar," katanya.
Ia mengimbau siswa tidak mempercayai kunci jawaban yang disebarkan oknum tidak bertanggung jawab saat menjelang pelaksanaan UN. "Kami mengimbau siswa menghindari penggunaan kunci jawaban yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab jelang UN," ucapnya.
Lanjut Kainama, sistem pemeriksaan hasil UN tingkat SMP sederajat dilakukan di pusat, bukan pada Universitas Pattimura atau Dikpora Maluku.
“Sistem di periksa/pemindaiannya bukan di Unpatti atau pemprov karena hasil dari sekolah sudah ada di posko kota. Selanjutnya secara kolektif, kita serahkan ke panitia provinsi untuk dilakukan pemindaian. Pemindaian itu dilakukan belum tahu kunci, jadi Cuma di ambil per siswa hasil kerjanya, lalu dikirim ke pusat. Pusat yang memeriksa, di situ br ada kunci,” terangnya. (RIN)