Bupati SBB Tarik Delapan Mobil Tua dari Pensiunan

AMBON, INFO BARU--Penarikan mobil dinas oleh Pemerintah Kabupaten SBB dari mantan pejabat mengisahkan tangis yang mendalam. Pasalnya, mobil dinas yang dipakai pensiunan pejabat selama bertugas atau aktif bekerja untuk membangun kabupaten bersama bupati SBB, Jakobis F Putileihalat.
Namun pasca memasuki masa pensiunan dan tidak lagi berbakti kepada Bupati untuk memajukan kabupaten SBB, perlahan menarik mobil dinas dari sejumlah pejabat tersebut. Padahal dari masa usianya, mobil dinas itu yakni tahun 2005 dan tidak layak digunakan oleh pejabat di kabupaten SBB mengingat kondisi daerah yang begitu jauh.
Salah satu sumber di lingkup Pemkab SBB yang meminta namanya tidajk dikorankan kepada Info Baru, Selasa (6/5), di Ambon mengatakan, hingga kini Bupati SBB Jacobus F Puttileihalat tidak pernah melakukan pengadaan mobil dinas baru.
Semantara sanak saudara penguasa Bumi Saka Mese Nusa itu, memiliki sejumlah fasilitas mewah berupa mobil dan rumah, hal itu jelas berbeda dengan pendapatan seorang PNS.
Menurutnya, mobil dinas bekas yang akan Pemkab SBB itu keluaran 2005 dan diduga akan dibagi kepada sanak saudara atau kerabat Bupati SBB untuk kemudian diputihkan. Mengingat mobil itu tidak layak digunakan pejabat karena keselamatan pejabat.
Anehnya, semasa kerja para pensiunan yang mengabdi serta memajukan kabupaten SBB sama sekali tidak dihargai.
Buktinya, keluarga Bupati SBB misalnya Plt Kadis PU Reymond Semuel Puttileihalat, Kadis Pendidikan Ny. Lou Puttileihalat, Bendahara Perikanan Yos Puttileihalat dan Kepala BKD Siyane Puttileihalat memiliki fasilitas mobil dan rumah mewah.
Tercatat ada delapan mobil yang ditarik dari mantan pejabat yang mengabdi di kabupaten SBB itu mengisahkan pilu yang mendalam. Dimana perjuangan mereka untuk memajukan kabupaten SBB sejak awal dimekarkan penuh dengan tantangan dan rintangan.
Mereka berharap di masa akhir jabatan bupati bisa memberikan toleransi untuk memutihkan mobil bekas itu, tapi kenyataan berbeda mereka harus menelan pil pahit lantaran mobil bekas itu akan ditarik dari tangan mereka.
Sementara semua pejabat lingkup Pemkab SBB saat ini telah memilik fasilitas mobil dinas. Sehingga kebijakan bupati SBB menarik delapan mobil dinas dari tangan para pensiunan SBB tersebut patut dipertanyakan dan perlu dipertanyakan akan dibawa ke mana mobil dinas tersebut.
“Mobil yang ditarik ini adalah mobil lama sejak tahun 2005 dan tidak layak lagi digunakan pejabat di Kabupaten SBB,” ungkapnya.
Mobil kemudian diputihkan dan diberikan kepada oran lain atau sanak saudara sebagai rasa terimah kasih atas perjuangan yang selama ini bekerja kepada Bupati baik itu masa pemilihan Bupati maupun Pileg 2014 kemarin.
“Mobil tersebut kemungkinan besar akan diberikan kepada sanak saudara atau tim yang bekerja kepada bupati SBB selama ini. Apalagi adiknya kemarin lolos menjadi anggota DPRD Provinsi Maluku dari dapil SBB,” sentilnya.
Kondisi di tubuh Pemkab SBB itu berbeda dengan banyaknya mobil dinas di provinsi Maluku dipakai para mantan pejabat dan tidak pernah ditarik oleh pemerintah. Mengingat mobilnya sudah tua dan tidak layak dipakai.
Sedangkan Pemkab SBB di bawah pimpinan Jakobus F Puttileihalat terkesan tidak menghargai perjuangan para sejumlah mantan pejabat yang pernah membantunya di SBB. (SAT)