Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

LSM Peduli Maluku Gelar Penyuluhan Peternakan di Aboru

LSM Peduli Maluku  Gelar  Penyuluhan Peternakan di Aboru.
AMBON, INFO BARU--Setelah menyalurkan bantuan bibit ayam kampung dan bebek kepada kelompok tani di Desa Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah,  Kamis (5/6),  LSM yang dipimpin Dosen Fisip UKIM, A. Mado ini kembali mengunjungi desa tersebut untuk memberikan penyuluhan peternakan. 

Dalam rilisnya kepada Koran ini kemarin, Mado mengatakan, telah menggandeng dua tenaga penyuluh dari Unit  Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Pulau Haruku,  26 peternak dibekali pengetahuan tentang teknik-teknik memelihara ayam kampung yang benar.  

Dalam agenda tersebut Kepala UPTD Kecamatan Pulau Haruku, Latuman Sangadji, dalam sambutannya mengapresiasi kepedulian dari LSM Peduli Maluku terhadap masyarakat di Desa Aboru.

Ia bahkan terkejut, ketika mengetahui telah terbentuk kelompok peternak di Desa Aboru, dan menyempatkan diri mengunjungi peternakan ayam kampung yang terletak di belakang Pastori. 

“Kami sangat memberikan apresiasi positif, karena LSM Peduli Maluku mau memberdayakan masyarakat di Aboru yang selama ini memang luput dari perhatian kami,”ujarnya.

Diakuinya, selama ini Desa Aboru belum pernah menerima bantuan pemberdayaan  untuk bidang pertanian maupun peternakan dari Pemkab Malteng.  Alasannya, di desa tersebut belum terbentuk kelompok tani maupun peternak.

Selain itu, pihaknya terbentur dengan alasan klasik yang selalu ditemuinya pada setiap desa,  yaitu belum adanya kemauan yang serius dari warga untuk menekuni profesi sebagai peternak maupun petani.

Kehadiran LSM Peduli Maluku yang berhasil menggerakkan masyarakat Aboru untuk membentuk kelompok peternak guna meningkatkan perekonomian keluarga, tentu saja  disambut positif oleh dirinya.

Usai kegiatan ini, Sangadji berjanji akan menyampaikan hasil perkembangan yang ada di Desa Aboru ke  pihak Dinas terkait, agar  mendapat sentuhan pemberdayaan dalam bentuk bantuan materiil maupun ketrampilan. 

Petugas penyuluh peternakan, Djalil Latupono kepada peternak menjelaskan, ayam bukan ras (Buras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung,  pemeliharaannya lebih mudah dibandingkan dengan ayam ras, yang saangat rentan terhadap penyakit.

Selain harga ayam buras yang relative lebih tinggi, bahkan mencapai Rp 100 ribu/ekor, jenis ayam ini juga lebih tahan terhadap penyakit.

Meskipun demikian, Latupono    menganjurkan agar peternak  tetap membuat kandang, agar dapat mengawasi  perkembangan dan konidis ternaknya.

Menurutnya, selain bibit dan tatalaksana pemeliharaan yang baik, vaksinasi  sangat perlu dilakukan  untuk mengantisipasi beberapa jenis penyakit unggas yang  sering mewabah di Maluku. Diantaranya penyakit Newcastle Disease atau dikenal dengan penyakit tetelo.  

“Belum ada obat untuk penyakit tetelo. Tapi kita tidak perlu khawatir, telah ada vaksin untuk mengantisipasi ayam terkena penyakit tersebut,”jelasnya.

 Ia mengajak para peternak untuk mengunjungi kantor penyuluhan, apabila menemui kendala dalam usahanya.  “Kita akan siap untuk mendampingi warga, yang memang mau serius menekuni usaha peternakan,”tegasnya. 

Sementara itu, Ketua LSM Peduli Maluku, A. Mado menjelaskan, penyuluhan sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dari para peternak, menyusul bantuan bibit ayam kampung dan bebek yang telah disalurkan kepada kelompok peternak.

“Agar bantuan bibit ayam dan bebek yang diberikan dapat terus berkembang, kami merasa sangat perlu untuk memberikan penyuluhan peternakan bagi mereka. Dalam kesempatan ini, mereka juga dapat menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi, untuk dicari solusinya,”pungkasnya. 

Lulusan ITB ini juga menyatakan siap menyalurkan bantuan  bagi dua kelompok peternakan yang kembali dibentuk dalam pertemuan tersebut. Ia juga mengaku gembira, ketika pihak UPTD juga  berjanji akan  ikut mengupayakan bantuan pemberdayaan bagi masyarakat Aboru. (MAS)