Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Perjuangan Pemuda Maluku Dapat Dukungan Gubernur

KNPI.
AMBON, INFO BARU--Perjuangan ratusan pemuda di Maluku, untuk menyuarakan kepentingan Maluku ke Pemerintah Pusat (Pempus), pada Kamis (3/7) kemarin, mendapat dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) Maluku. Aksi damai yang dipimpin Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD-KNPI) Provinsi Maluku, Bisri Sidiq Latuconsina ini langsung disambut baik oleh Gubernur Maluku, Said Assagaf dan Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua.

”Kita semua tau kelahiran Indonesia tidak terlepas dari campur tangan Maluku, jadi wajib jika anak daerah duduk di Kabinet Negara. Dan kalau bisa jangan cuma kali ini saja, tapi seterusnya. Olehnya itu, saya dengan senang hati akan memfasilitasi perjuangan pemuda hari ini, untuk berjuang di Jakarta demi Maluku,” kata Assagaff, saat menemui para demonstran.

Dikatakan, Hari ini (4/7), akan ada beberapa tokoh Nasional yang mengunjungi Kota Ambon dalam rangka menggelar kampanye Pemilu Presiden (Pilpres), masing-masing Akbar Tanjung, Priyo Budi Santoso, George Toisuta, Hasim Limpo dan Max Sopacua.

Pejuangan masyarakat Maluku ini, lanjut Assagaff, akan mendapat dukungan dan pengakuan secara nasional jika pada momentum kehadiran para tokoh itu, dapat dimanfaatkan secara baik oleh pemuda untuk menyuarakan maksud perjuangan masyarakat Maluku.

”Saya minta besok (hari ini-red) DPD KNPI dan elemen pemuda Maluku juga melakukan deklarasi untuk memperjuangkan anak Maluku menjadi Menteri di Kabinet Negara,” terang Assagaff.

Usai menyampaikan dukungan pemuda Maluku, Assagaff dan Sahuburua lantas diminta menandatangani sejumlah dokumen yang disediakan para demonstran sebagai bukti dukungan mereka termasuk melakukan penandatanganan di atas kain putih yang panjangnya sekitar 69 meter.

Aksi yang dimulai dari Gedung Pemuda, kemudian berlanjut ke Tugu Trikora, Simpang jalan AM sangaji, jalan AY Patty, Kantor Gubernur hingga berakhir di depan Pos Kota itu, tidak hanya meneriakan kepentingan Maluku ke Pempus terkait jata menteri saja, namun pada porsi lain juga.

Jadi selain menyuarakan hal tersebut, para pemuda itu juga meminta Pempus untuk merealisasikan Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional, kemudian sebagai Provinsi Kepulauan serta hak partisipasi Maluku dalam pengelolaan tambang minyak dan gas (Migas) Blok Masella, yang hingga kini belum jelas statusnya.

Bagi para pemuda Maluku, selama ini Maluku dianaktirikan oleh Pempus. Artinya banyak janji-janji yang disampaikan kepada masyarakat Maluku menjelang Pilpres, namun setelah kepentingan mereka terealisasi, janji tersebut diabaikan.

“Maluku selalu dianaktirikan oleh Pempus, karena selama beberapa dekade tidak ada satupun putra daerah Maluku menduduki kursi kabinet. Pada suksesi Presiden dan Wakil Presiden yang lalu, SBY juga perna berjanji seperti itu, namun hasilnya nonsen,” ungkap salah satu orator dalam aksi tersebut.

Menurutnya, Negara melalui asas desentralisasi dan otonomi daerah yang menitikberatkan pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat melalui daerah seluas-luasnya dengan kucuran budget besar setiap tahun anggarannya.

Banyak Ketimpangan yang dirasakan sebagai bias dari persepsi bahwa Maluku identik dengan gerakan separatis atau RMS. Alasan ini menjadi standar ganda yang dipakai oleh Pempus dalam melihat Maluku saat ini. Padahal asumsi yang dibangun itu tidak berdasar. Dimana Maluku mempunyai hak yang sama dengan provinsi lain di nusantara, yang harus diberikan dan diperlakukan seadil-adilnya.

“Maluku bukan seperti Papua ataupun Aceh yang merengek-rengek untuk diperlakukan istimewa dan diperhatikan segala kebutuhan, akan tetapi Maluku memiliki cara perjuangan tersendiri yang mencerminkan jati dirinya di mata Pempus,” jelasnya.

Selain menyuarakan hal tersebut meminta masyarakat Maluku untuk menggunakan hak pilih pada Pilpres 9 Juli. (R0L/SAT)