Rasio Elektrifikasi Maluku Capai 67,56 Persen

AMBON, INFO BARU--Permasalahan pada sektor energi yang dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku adalah masalah Kelistrikan dan Bahan Bakar Minyak.
Sementara dibidang ketenaga listrikan, persoalan yang dihadapi adalah Rasio Elektrifikasi (RE) Maluku yang masih dibawah Rasio Elektrifikasi Nasional.
“Pada Desember 2013 lalu, Rasio Elektrifikasi Maluku mencapai 67,56 persen. sedangkan RE Nasional telah mencapai 80,17 persen,” Kata Gubernur Said Assagaff, Selasa (9/9).
Sejalan dengan Pempus, Pemerintah Propinsi (Pemprov) Maluku, melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014-2019, juga menargetkan RE Maluku dengan angka yang sama di akhir tahun 2019.
“Hal tersebut akan kami lalui dengan pendekatan berbasis gugus pulau. Sehingga, diharapkan pada tahun 2019 seluruh rumah tangga di Maluku telah memperoleh jangkauan pelayanan listrik yang memadai,” terang Assagaff.
Untuk mencapai target tersebut, lanjut Assagaff, tentu diperlukan peran serta semua pihak yang mempunyai keahlian dibidang kelistrikan. Hal tersebut sangat penting, karena selain untuk memenuhi kebutuhan penerangan di masyarakat, juga untuk mendukung sektor unggulan guna mendorong pertumbuhan ekonomi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dia katakan, sementara permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah saat ini yakni terkait bahan bakar minyak. Tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama minyak tanah di desa-desa terpencil, sangat memberatkan masyarakat.
“Hal tersebut tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Daerah. Kami berharap ada peran dari berbagai pihak untuk mendekatkan titik suplay dan lembaga penyalur BBM ke masyarakat,” ungkapnya.
Dia lantas menyebutkan ada beberapa potensi energi di Maluku yang dapat dikembangkan hingga tahun 2050. “Seperti gas bumi di Blok Masela yang saat ini dalam tahap pengembangan, ada juga beberapa Blok Migas yang saat ini sedang melakukan kegiatan eksplorasi, potensi panas bumi yang terdapat di 17 lokasi, Tenaga Air, Tenaga Surya dan Biomassa,” sebut Assagaff. (R0L)