Kredibilitas Lembaga Survey Dipertanyakan
AMBON, INFO BARU - Perang antar lembaga survey usai pemungutan suara di Pilkada Maluku terus menguak. Masing-masing lembaga menganggap dirinya yang memenangkan pasangan kandidat tertentu. Jika ini terjadi maka kredibilitas lembaga sangat diragukan.
"Saya meragukan independensi lembaga survey saat merilis kandidat tertentu yang dianggap menang atau masuk putaran kedua,” ujar Direktur Eksekutif Polwais Maluku, Wahada Mony.
Menurut Mony, baru kali ini kita melihat beberapa lembaga survey yang merilis hasil quick qount-nya yang beraneka ragam dalam momentum Pilkada. Ini membenarkan kalau lembaga yang demikian sudah tidak benar kredibilitasnya. Harusnya semua lembaga memenangkan 1 pasangan calon saja kalau merujuk pada nilai margin eror yang dimiliki oleh setiap lembaga surveynya,” kritik Mony.
Fenomena yang terlihat justru sangat menggelikan ketika lembaga survey seperti MSS dalam hasil rilisnya yang kedua kali telah memenangkan pasangan Said Assagaf-Ety Sahuburua. Sementara lembaga survey lainnya seperti Index telah memenangkan pasangan Abdullah Tuasikal-Hendrik Lewerisa. Sesuatu yang jauh berbeda dengan lembaga ternama yakni LSI-KCI yang telah berhasil merilis pasangan SETIA-MANDAT masuk putaran kedua.
“Menurut saya, ini yang yang di pertanyakan ada apa di balik lembaga survey. Kalau sudah begini maka jelas tidak kredibel, tidak menutup kemungkinan. ada terjadi deal-deal politik tertentu yang sudah dibangun sehingga mampu mengelabui media dan publik untuk memenangngkan pasangan yang bersangkutan.
Jika kepentingan politik ikut tersandung dalam independensi lembaga survey maka tidak heran keberadaan lembaga survey dikhawatirkan penuh dengan rekayasa politik guna meloloskan pasangan tertentu.
Hal ini diperkuat dengan informasi dari berbagai sumber yang menyatakan bahwa, banyak terjadi penggelembungan suara oleh beberapa calon tertentu. Hal ini dilakukan untuk menaikan grafik point perolehan suara pada calon tertentu. Karena takut kepada kandidat lain yang memiliki basis yang kuat dan jelas. Namun demikian porsi deal-deal politik tak akan terhindarkan saat lembaga survey ikut bermain di dalamnya.
“Sangat heran kalau sebuah lembaga independen tak memiliki dasar politik saat merilis perolehan suara yang beragam. Disisi lain jika terjadi dua putaran di Pilkada Maluku maka pasangan calon SETIA dan MANDAT akan melaju pada putaran kedua. Hal ini karena berdasarkan rilis lembaga LSI-KCI dengan suara masuk sudah mencapai 100% yakni : TULUS 17,81%, BOB ARIF 13,43%, DAMAI 22,24%, MANDAT 23,14% dan SETIA 23,20% dengan angka partisipasi pemilih sebesar 78.80%.
Publik sudah bisa tahu siapa yang berpeluang menang dalam pilkada kali ini. Hal ini akan sangat terlihat jelas pada kemenangan calon tertentu di setiap Kabupaten/Kota di Maluku, calon mana yang mengungguli calon lainnya pada perolehan suara di setiap kabupaten/kota. Namun jika lembaga survey merilis perolehan suara yang beragam, maka sangat tidak rasional.
“Saya kira KPUD akan merujuk pada tingkat pemenangan di Kabupaten/Kota dengan bukti formulir C1 KWK dari masing-masing pasangan calon. Kita akan tunggu keputusan KPUD saja kedepannya, karena potensi satu putaran masih berpeluang terjadi,” jelasnya.
Perhitungan KPUD di harapkan tidak merujuk pada rilis perhitungan lembaga survey karena sudah tidak rasio. Jika terjadi satu putaran saja maka pasangan MANDAT pemenangnya, atau terjadi dua putaran maka SETIA-MANDAT akan masuk di ronde kedua. (*)
Posting Komentar untuk "Kredibilitas Lembaga Survey Dipertanyakan"