PAPA Pertanyakan Kontribusi Capres-Cawapres bagi Maluku

AMBON, INFO BARU--Koordinator Perkumpulan Anak Negeri Pulau Ambon (PAPA) Koordinator PAPA Bartho Diaz, mempertanyakan kontribusi apa yang akan diberikan pasangan calon presiden (Capres) calon wakil presiden (Cawapres), Prabowo – Hatta atau Jokowi – JK, bagi daerah Maluku.
“Apakah jika Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014 - 2019, bisa menjamin dan merealisasi rencana 10% Blok Masela, Lumbung Ikan Nasioal (LIN) bagi Maluku? Atau ada kejelasan tentang kepastian status Provinsi Kepulauan bagi daerah Maluku?” ujarnya di Ambon, Rabu (5/6).
Dia mengingatkan, sudah menjadi pengalaman pahit bagi Maluku, terkait rencana menjadikan daerah ini sebagai daerah Lumbung Ikan Nasional (LIN) , serta soal 10 % Blok Masela untuk Maluku yang tidak kunjung terealisasi pada pemerintahan presiden sebelumnya.
Lantaran itu, Diaz meminta, agar masyarakat Maluku harus berani bersikap. Jangan tertinggal di dalam perpolitikan nasional menjelang pemilihan presiden (Pilpres). “Karena apa untungnya mendukung Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK, jika tidak ada jaminan untuk daerah Maluku?” tandasnya.
Dia bahkan menilai, perjuangan putra terbaik Maluku selama ini di aras nasional, hanya sia-sia belaka, jika dibandingkan dengan anak daerah lain seperti Sumatera Utara, Sulawesi Utara atau Sulawesi Selatan, yang selalu mendapat jatah menteri di kabinet.
“Bukan hanya satu atau dua orang, tetapi sampai belasan bahkan puluhan orang. Pasti strategi politik mereka agar anak daerah asal mereka bisa masuk dalam kabinet Presiden periode 2014-2019 nanti,” nilainya.
Jadi anak daerah Maluku, Diaz katakan, jangan hanya ikut-ikutan karena terpaku pada partai politik pendukung, yang suka atau tidak suka, sebagai anggota partai politik wajib mendukung masing-masing Capres-Cawapresnya.
“Orang-orang partai politik asal Maluku, di Maluku maupun level nasional, harus membangun kebersamaan dan punya stategi politik, agar siapa pun yang terpilih menjadi Presiden 2014-2019 nanti, bisa memperhatikan kepentingan daerah ini ke depan. Paling tidak, anak daerah Maluku dapat posisi menteri di dalam kabinet Presiden terpilih,” ingatnya.
Lebih lanjut Diaz menyebutkan, tanpa suatu strategi politik di dalam kebersamaan, yang menyebar pada dua kubu Capres-Cawapres, maka tidak ada jaminan apa-apa. Entah itu bagi putera Maluku seperti George Touisuta, Hendrik Lewirissa dan Taslim Azis yang berada di kubu Prabowo-Hatta. Maupun bagi Nono Sampono, Kamarudin Watubun, Karel Ralahalu dan Suadi Marasabessy yang berada di kubu Jokowi-JK.
“Mereka-mereka itu akan sulit berjuang sendiri, untuk bisa jadi menteri. Terutama jika tidak didukung oleh strategi pergerakan politik kebersamaan, dari seluruh elemen anak daerah Maluku. Apalagi anak daerah Maluku, baik pengusaha maupun politikus, tidak ada sifat berkorban artinya jika ingin mendapatkan sesuatu yang besar harus dengan umpan yang besar,” paparnya.
Dia menyebut contoh, misalnya harus berkorban biaya cukup besar, sekitar Rp5 miliar sampai Rp 10 miliar, untuk membuat komunitas relawan pendukung bagi Capres dan Cawapres saat ini di daerah Maluku atau di Jakarta.
“Mereka para simpatisan maupun politikus dari daerah lain, yang tersebar di dua kubu, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta, ternyata pandai bermain politik dan berani berkorban di dalam cost politik besar. Jangan heran, siapa pun presiden terpilih, maka ada saja menteri dari asal mereka itu, sementara putera-putera Maluku, hanya jadi penonton,” tandasnya.
Jadi dia menilai, sudah saatnya para politikus di Maluku tidak sebatas bermain pada level politik tingkat daerah. Termasuk harus lebih meningkatkan kemampuan bgerpolitik supaya bisa bertarung di level perpolitikan tingkat nasional.
“Jika situasional perpolitikan anak daerah Maluku hanya terbatas di daerah, maka jangan berharap pembangunan Maluku akan maju dan mendapat perhatian dari pemimpin politik tingkat pusat di Jakarta,” imbuhnya.
PAPA selalu mengajak supaya seluruh elemen masyarakat Maluku dan orang-orang partai politik di daerah Maluku harus dapat memainkan strategi perpolitikan pada saat pilpres saat ini.
“Wajar saja semuanya pada garis partai masing-masing, tetapi harus ada kebersamaan pada satu arah strategi bersama dan satu tujuan bahwa siapapun presiden 2014-2019 yang terpilih nanti, maka kepentingan daerah Maluku kedepan harus ada jaminan diperhatikan pemimpin nasional atau paling tidak ada anak asal daerah Maluku menjadi menteri,” ujarnya. (SAT)