Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pemuka Agama Minta Masyarakat Jangan Terprovokasi

Ilustrasi.
AMBON, INFO BARU--Para Pemuka Agama yang terdiri dari Islam, Kristiani, Hindu maupun Budha Maluku, dalam acara safari Ramadhan Pemerintah Provinsi Maluku dengan keluarga besar Lantamal IX Ambon, di Mako Lantamal IX halong, Selasa (15/7), menyerukan kepada seluruh msyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu yang dapat berpotensi konflik.

Seruan dan himbauan ini disampaikan terkait ulah sekelompok orang yang ingin atau sengaja mengacaukan proses demokrasi dalam momentum Pilpres yang lagi marak diperbincangkan di public nasional.

Poin penting yang menjadi sorotan himbauan dari empat Pemuka Agama di Maluku ini adalah, terkait kondusifitas keamanan Maluku yang semakin hari semakin membaik. 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Pendeta John Ruhulessyn mengatakan, keamanan dan kedamaian adalah suatu kebutuhan masyarakat Maluku yang tidak bisa dilepas pisahkan.

Lanjutnya, jika stabilitas keamanan Maluku yang semakin terjamin ini, dinodai lantaran persoalan politik di pusat ataupun persoalan ketersinggungan solidaritas persaudaraan terkait perang palestina-Israel, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang keliru. 

“Kita harus tetap jaga perdamaian dan ketertiban serta saling menghormati dan saling menghargai. Terkait dengan persoalan Pilpres, kita percayakan sepenuhnya kepada lembaga resmi pemerintah. Dan mari kita berdoa semoga semua proses demokrasi ini dapat berjalan secara damai dan penuh persaudaraan. Kita terpanggil untuk menjaga ketahanan, dari masyarakat kita, terutama kehidupan persaudaraan di Maluku,” anjur Pendeta Ruhulessyn.

Menyangkut perang Israel-Palestina yang tengah bergejolak, menurut Ruhulessin, konflik yang kini terjadi di dataran timur tengah itu, sejujurnya bukanlah sebuah konflik keyakinan, seperti yang diketahui selama ini.

“Konflik yang terjadi di dua Negara itu dilator-belakangi oleh persoalan perebutran wilayah kekuasaan. Soal masalah-masalah palestina, saya pikir semuanya sudah klir. Kalau konflik disana itu bukan konflik keyakinan atau konflik agama. Untuk itu warga Maluku diharapkan tetap menjaga hubungan persaudaraan,” pinta Ruhulessyi.

Selain Ketua GPM Maluku, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) Maluku dan Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Maluku, juga mengungkapkan hal yang sama.

Dikatakan, persaudaraan dan perdamaian di Maluku yang selama ini sudah terbangun dengan susah payah, harus terus dipelihara dengan baik. Jika ada perbedaan dalam hal apapun di tengah-tengah masyarakat, semuanya itu mestinya disikapi secara baik dan bijak.

Jangan kemudian perbedaan tersebut, diperkeruh menjadi akar masalah baru sehingga dapat mematikan rasa persaudaraan dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat maluku yang sedang tumbuh subur tersebut. 

“Beta kira persaudaraan dan kedamaian yang sudah terbangun ini merupakan sesuatu yang sungguh mahal nilainya. Ini merupakan sebuah prestasi bagi bangsa Indonesia, khusunya kita yang ada dimaluku. Persaudaraan dan perdamaian ini akan menjadi sesuatu yang sia-sia jika katong yang terlahir dari keturunan ‘orang basudara’ tidak mampu memelihara pertalian sejati ini dengn baik. Mari katong jaga akang bae-bae,” kata ketua Bidang Komunikasi dan pemberdayaan umat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Abidin Wakanno. (R0L)