Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Premanisme KNPI di SILATNAS, Mahasiswa Maluku di Jakarta Dikeroyok

Korban Premanisme yang dilakukan oleh anggota KNPI Maluku terhadap mahasiswa Maluku di Jakarta, Sabtu (19 Juli 2014).
AMBON, INFO BARU--Sejumlah Mahasiswa Maluku Jakarta yang menggelar aksi demonstrasi mempertanyakan agenda Silaturrahmi Nasional (SILATNAS) yang digelar DPD KNPI Maluku dan Pemda Maluku di Taman Ismail Marzuki (TIM) Bilangan Cikini Jakarta Pusat Sabtu (19/7), dianiaya hingga babak belur oleh para aktivis DPD KNPI Maluku.

Demikian diungkapkan Abdullah Kilrey salah satu mahasiswa Maluku Jakarta yang menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan sejumlah aktivis DPD KNPI Maluku, ketika ia bersama rekan-rekannya menggelar aksi demo di TIM Jakpus, menjawab Info Baru via handphone, Sabtu malam (19/7).

Sesuai pengakuan Abdullah Kilrey (korban), akibat pengeroyokan yang dilakukan para aktivis KNPI Maluku menyebabkan ia beserta beberapa temannya mengalami luka serius.

“Selain saya menjadi korban, aksi babi-buta para aktivis KNPI Maluku juga melukai beberapa teman saya diantaranya, Ajiz Fadiribun mengalami luka bengkak pada mata bagian bawah sebelah kanan, serta Muhammad Saleh Souwakil mengalami luka memar,” ungkap mahasiswa Universitas Islam Attahiryah Jakarta ini.

Dijelaskan, aksi demo yang dilakukan ia beserta rekan-rekan Mahasiswa Maluku Jakarta di Taman Ismail Marzuki itu sekitar pukul 16.46 WIB atau pukul 14.46 WIT mempertanyakan substansi agenda yang dibahas dalam SILATNAS tersebut sebenarnya apa.

Sesuai informasi diperoleh bersama rekan-rekannya mereka mencium kalau agenda SILATNAS yang digelar DPD KNPI Maluku di bawah komando Bisri As Shiddiq Latuconsina dan Pemda Provinsi Maluku, dalam hal ini Gubernur Maluku, Said Assagaf di Jakarta Sabtu (19/7), hanya agenda titipan untuk mendorong salah satu anak Maluku menjadi menteri dan Wakil Menteri atau pertemuan itu hanya membahas kepentingn pasca Pilpres.

“Jadi, demo yang kami (Mahasiswa Maluku Jakarta-Red) karena kami mendapat informasi kalau SILATNAS itu hanya akan mendorong anak Maluku menjadi menteri atau wakil menteri semata, bukan membiacarakan kepentingan masyarakat Maluku secara kolektif,” tegasnya.

Kilrey menyatakan, baik gubernur Said Assagaf maupun Ketua DPD KNPI Maluku Bisri As Shiddiq Latuconsina tidak menggubris apa yang disampaikan ia bersama rekan-rekannya.

Ia menduga, aksi kekerasan laksana preman itu juga melibatkan Ketua DPD KNPI Maluku Bisri As Shiddiq Latuconsina. Pasalnya, sekitar pukul 17.00 WIB sampai 19.00 WIB saat ia bersama rekan-rekannya berorasi, tiba-tiba gubernur Said Assagaf,  dan pengurus KNPI beserta undangan lainnya mengosongkan area Taman Ismail Marzuki menuju Aula Graha Bakti Budaya di kawasan setempat, tanpa menggubris orasi yang disampaikan para Mahasiswa Maluku Jakarta itu.

Sontak lanjutnya, sekitar pukul 19.46 WIB Sekjen KNPI Maluku, Dr. Andres Leonardo Pallinusa, Bendahara KNPI Maluku, Marcelius Ratuanik bersama sejumlah orang yang tidak dikenal (OTK) langsung menyerang atau mengeroyok para pendemo secara membabi-buta hingga babak belur.

“Dugaan kami pengeroyokan ini melibatkan Ketua KNPI Maluku. Karena Sekjen KNPI Maluku, Dr. Andres Leonardo Palinussa, Bendahara DPD KNPI Maluku, Marcelius Ratuanik dan sejumlah orang yang kami tidak kenal (OTK) atau yang telah diorganisir mereka menghajar saya dan teman-teman hingga babak-belur. Bahkan ironisnya aksi ini disaksikan langsung gubernur Said Assagaf,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Anyong Latupono yang juga menjadi korban kepada Info Baru, Sabtu malam (19/7) mengakui, aksi yang mereka gelar bukannya ditanggapi dingin oleh gubernur, tapi dibalas dengan aksi kekerasan oleh para aktivis DPD KNPI Maluku.

“Demo yang kami gelar mempertanyakan DPD KNPI Maluku sekaligus gubernur Maluku, Said Assagaf sebenarnya ada apa sehingga SILATNAS digelar di di Jakarta. Dan mengapa tidak dilakukan di Mes Maluku atau di Ambon saja. Sayangnya para aktivis DPD KNPI Maluku itu mengeroyok kami hingga babak belur, bahkan disaksikan langsung oleh gubernur Maluku,” ungkapnya.

Anyong menduga, pengeroyokan terhadap ia bersama rekan-rekan mahasiswa Maluku, melibatkan seluruh pengurus KNPI Maluku di bawah kepemimpinan Bisri As Shiddiq Latuconsina yang hadir dalam agenda Silatnas tersebut.

Untuk itu, ia bersama rekan-rekan mahasiswa Maluku Jakarta selaku korban meminta gubernur Maluku Said Assagaf untuk bertanggungjawab atas insiden penganiayaan yang dilakukan para aktivis DPD KNPI Maluku tersebut.

“Kegiatan seperti ini kan hanya menguras anggaran daerah. Mengapa tidak dilkukan saja di Ambon. Patut kami pertanyakan hal itu karena agendanya tidak jelas, bukan membicarakan kepentingan masyarakat Maluku secara kolektif,” tegasnya.

Menurutnya, kasus ini selaku korban ia dan rekan-rekannya sudah resmi melaporkannya ke Pores Jakarta Pusat pada pukul 20.00 WIB sabtu (19/7) dengan nomor laporan polisi 994/K/VII/2014/Polres JP tertanggal 19 Juli 2014.

“Kami akan tetap mengawal kasus ini hingga Ketua KNPI Maluku dan kawan-kawan diproses sesuai hukum yang berlaku. Karena yang pengeroyokan melibatkan seluruh personil KNPI Maluku,” tegasnya.

Pasalnya, pengeroyokan yang diperankan Sekjen DPD KNPI Maluku, Andres Leonard Palinussa, Bendahara DPD KNPI Maluku beserta sejumlah OTK di Taman Ismail Marzuki teman-temannya mengalami luka diantaranya Abdullah Kilrey, Ajiz Fadirubun dan Muhammad Saleh Souwakil.

Selain melaporkan kasus tersebut para korban juga telah divisum di  Rumah Sakit Cipto Mangkusumo Bilangan Diponegoro Jakarta Pusat.

 “Yang divisum ada dua orang yakni Abdullah Kilrey dan Ajiz Pattirubun karena sangat parah. Karena kekerasan,” bebernya.

HMI Cabang Ambon Kecam KNPI

Sementara itu, tindakan premanisme KNPI Maluku tersebut. Kecaman itu dating dari Ketua Bidang PTKP Himpunan Mahasiswa Islam Vanag Ambon, Bansa Hadi Sella.

Ia menegaskan, selaku pemuda Maluku mengecam aksi premanisme KNPI Maluku terhadap mahasiswa Maluku Jakarta di Taman Ismail Marzuki Sabtu (19/7).

Ia menilai kegiatan SILATNAS yang digelar KNPI Maluku dan Gubernur Maluku, Said Assagaf tersebut terkesan jhanya euphoria semata. “pertanyaannya anggaran yang dipakai untuk SILATNAS bersumber dari mana,” sentilnya.

Sella juga menandaskan poin-poin rekomenadasi yang dibawa KNPI Maluku untuk SILATNAS sarat kepentingan kelompok, dan bukan mengakomodir kebutuhan serta kepentingan urgen masyarakat Maluku secara kolektif.

“KNPI Maluku hanya melakukan gerakan lima tahunan sekali atau hanya momentum Pilpres semata. Yang tidak berdampak kepada percepatan pembangunan daerah guna kesejahteraan masyarakat Maluku,” tegas Sella. (MAS)