Wisata rongsokan besi tua PLTU Waai, Ambon
INFOBARU – Proyek PLTU Waai Ambon di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Provinsi Maluku merupakan bagian program percepatan listrik 10.000 MW sesuai Kontrak No. 144.PI/041/DIR/2010. Namun kondisinya sekarang sangat memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan hanya jadi tumpukan rosokan besi tua yang tertata rapi.
Pandangan yang berbeda ketika memasuki PLTU Waai. Saat redaksi INFO BARU berkunjung ke salah satu mega proyek terbesar di Maluku ini kita akan disuguhi oleh hamparan luas tumpukan kontruksi baja yang sudah tak terurus. Sangat disayangkan, karena proyek ini menguras anggaran yang begitu besar, namun hasilnya sampai detik ini masih belum bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Diduga banyak kejanggalan yang terjadi. Kesan menutup diri untuk menyembunyikan kebusukan sangat ketara ketika redaksi berusaha untuk menggali informasi di lokasi. Tak ada aktifitas di mega proyek yang menelan ratusan miliar ini yang menjanjikan berbagai kemudahan mendapat pasokan listrik berkapasitas besar. "Nggak boleh 'sangat' ambil foto di disini Mas," jelas security PLTU Waai, Senin (14/11/16).
Namun, meski sudah lebih enam tahun ditandatangani (27 April 2010), PLTU berkapasitas 2 x 15 MW guna memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Maluku itu kini masih macet total dan menjadi tumpukan besi baja tua. Sangat disayangkan, belum ada penanganan yang serius bagi dari pemerintah pusat maupun daerah untuk meneruskan mimpi Dahlan Iskan yang waktu itu menjabat sebagai Dirut PT PLN.
Banyak alibi yang diciptakan oleh Dahlan Iskan untuk menutupi kebodohannya dalam membangun PLTU terbesar di Maluku ini. Seperti yang pernah diungkapkan oleh mantan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dengan tegas menyebut alasan PLN itu tidak masuk akal. Sebab, faktanya memang tidak ada masalah dengan lahan yang diperuntukkan PLTU. Pemerintah Provinsi Maluku semasa kepemimpinannya bahkan sudah membantu menyelesaikan persoalan yang memang sempat mencuat.
“Ini kan persoalan janji. Mereka (PLN) menjanjikan proyek bisa dinikmati rakyat Maluku, khususnya Ambon, hanya dalam waktu 26 bulan pengerjaan. Namun, sampai pada target penyelesaian pembangunan, tidak juga tuntas. Sempat mundur dari jadwal, tapi nampaknya hingga akhir bukan seperti yang dijanjikan juga tak akan selesai pembangunanya,” kata Karel seperti yang disampaikan kepada tabloid Sapujagat beberapa waktu lalu.
Penegasan orang mantan orang nomor satu di Maluku itu benar adanya. Harian Pagi Info Baru yang meninjau langsung salah satu proyek mangkrak era kepemimpinan Dahan Iskan itu memang bukan pada persoalan yang diungkap dan menjadi alibi PT PLN Pusat maupun GM PLN Maluku.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pemilik warung di sekitar mega proyek PLTU Waai yang kini menjadi rongsokan besi tua. Menurutnya, sudah lama proyek tak beroperasi bahkan tak ada aktifitas sama sekali hanya beberapa security yang masih tetap berjaga di depan pintu masuk lokasi.
“Ini proyek gak jelas kok mas. Sejak awal pembangunan, sudah berkali-kali ganti kontraktor yang mengerjakan pembangunan fisiknya. Terakhir, perusahaan yang menjadi kontraktor bahkan menarik kembali seluruh pekerjanya, pulang ke Jawa karena alasan keuangan,” kata seorang pemilik warung di sekitar proyek PLTU Waii.
Beberapa warga sekitar yang tak mau disebut nama dan merupakan warga lama yang menempati desa sekitar proyek PLTU Waai mendapatkan keluhan langsung dari pimpinan pengerjaan proyek tersebut yang kebetulan menjadi pelanggan warung makannya. “Terakhir, mereka balik ke Jawa karena kesulitan keuangan. Mereka bilang tidak ada tanda-tanda jelas kelancaran pembayaran, jadi ya menarik diri.”(bersambung)(IB-1/IB-3)
Posting Komentar untuk "Wisata rongsokan besi tua PLTU Waai, Ambon"