Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kursi DPD Golkar Maluku Jadi Rebutan

"Louhanapessy Bakal Singkirkan Umasugi-Assagaf"

Kursi DPD Golkar Maluku Jadi Rebutan.
AMBON, INFO BARU--Jelang Musyawarah Daerah Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (Musda DPD Golkar) Provinsi Maluku, sejumlah figur telah diwacanakan bakal bertarung untuk merebut kursi utama di partai berlambang pohon Beringin itu.

Perang opini antara sesama kader bahkan simpatisan partai, telah membuming di media masa hingga di rumah-rumah kopi.

Pasalnya, sejumlah bakal calon Ketua DPD Golkar Maluku itu sudah saling unjuk kekuatan hingga mengklaim telah mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak.

Padahal Musda DPD Golkar Maluku kemungkinan baru akan digelar pada 2015 mendatang. Namun sejumlah kader dan simpatisan partai identik dengan warna kuning itu mulai melirik, siapa figur yang pantas dan layak menduduki jabatan Ketua DPD Partai Golkar Maluku.

Sederatan nama populis di kalangan kader dan simpatisan Partai Golkar (PG) Maluku yang dinilai memiliki kans kuat menggantikan posisi Zeth Sauhuburua sebagai ketua DPD I Maluku, santer diperbincangkan mulai di ruangan kerja hingga ke rumah-rumah kopi.

Berikut sederetan nama tersebut diantaranya, Gubernur Maluku, Said Assagaff,  Walikota Ambon, Richard Louhanapessy, Ketua DPD aktif Zeth Sauhuburu, Bupati Buru, Ramli Umasugi, mantan Bupati Buru Husnie Hentihu, Ketua DPRD Maluku Fatani Sohilaw dan sejumlah nama beken lainnya.

Namun menurut sebahagian kalangan di luar Partai Golkar, baik pengamat maupun simpatisan PG di menilai, dari sekian figure yang ada, hanya ada tiga nama yang bakal bertahan hidup hingga babak akhir Musda. Tiga nama itu yakni, Assagaf, Louhanapessy dan Umasugi.

Menanggapi dinamika politik yang kian memanas di internal Partai Golkar Maluku itu, salah satu tokoh masyarakat non partisan asal Seram Bagian Timur (SBT), Syahril Voth yang dimintai komentarnya oleh Info Baru, Kamis (28/8) mengatakan, salah satu agenda penting dalam penyelenggaraan Musda adalah, pemilihan Ketua DPD Maluku.

Menurutnya, fungsi dan peranan seorang Ketua DPD I,  sangat strategis dalam menentukan berbagai dinamika demi kesuksesan partai. Apalagi di era demokratisasi yang semakin transparan dengan berbagai tantangan menghadang serta persaingan antar partai politik yang sangat ketat kekiniaan, maka partai selevel Golkar harus betul-betul dinahkodai oleh figure yang cakap dalam berbagai hal.

Kendti demikian, Syahril mengemukakan, persoalan yang menjadi kebutuhan PG Maluku saat ini, bukan saja terkait masalah pantas dan layak siapa figure yang akan menduduki kursi ketua DPD Maluku.

Namun figur itu harus mampu mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat Maluku, tidak hanya kader dan simpatisan Golkar semata.

“Ketua DPD Golkar harus mengetahui isi hati dari rakyat, jangan hanya berpikir seputar kepentingan partai dan melupakan rakyat sebagai basis partai yang utama, karena kekuatan partai bukan berada pada elit partai tetapi kekuatan partai ada pada rakyat,” tandas Syahril.

Dikatakan, jika hal tersebut menjadi pikiran bersama seluruh kader dan simpatisan PG, maka dengan sendirinya momentum Musda harus dilihat sebagai sebuah bahan perenungan.

Dalilnya, karena PG Maluku dalam kurun waktu satu tahun terakhir, dan diprediksikan beberapa tahun kedepan akan mengalami keterpurukan yang cukup memprihatinkan.

“Jika seluruh fungsionaris Partai Golkar, organisasi sayap, organisasi pendiri serta organisasi-orgaisasi yang didirikan Golkar pada semua tingkatan keliru dalam memilih ketua DPD Maluku, maka Golkar Maluku pada periode lima tahun kedepan akan mengalami degradasi,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu tentu tidak diinginkan bersama, sehingga semua kader  PG harus bijaksana dalam menentukan siapa yang akan memimpin PG Maluku kedepan.

“Pemimpin Golkar Maluku kedepan bukan hanya mengakomodir kepentingan partai, tetapi bagaimana kepentingan rakyat yang menjadi fokus perhatian. Jika tidak, rakyat akan terus menjauh dari Partai Golkar,” celotehnya.

Menyangkut siapa figure yang memiliki peluang besar menjabat ketua DPD I Maluku hasil Musda nanti, Syahril berasumsi, dari sejumlah nama yang diwacanakan rata-rata memiliki peluang yang sama.

Hanya saja terkait ketokohan, menurut Syahril, posisi Richard louhanapessy atau Said Assagaff, dianggap paling pas jika memimpin PG Maluku.     

Asumsinya, bukan berarti sejumlah nama lainnya itu dianggap tidak layak dan tidak cakap untuk memimpin PG Maluku. Namun, secara matematika politik lanjutnya, Louhanapessy atau Assagaff dinilai memiliki posisi start dan rentan kendali koordinasi yang cukup strategis dalam mengimbangi kebutuhan jam terbang pengurus Kabupaten/Kota se-Maluku.

“Siapa bilang figur lainnya tidak punya khans. Siapa bilang pak Ramli tidak layak atau tidak punya pengaruh. Dia itu seorang Bupati, punya basis dukungan jelas. Dia (ramli-Red), juga sukses dalam memenangi Pilkada Maluku, Pileg dan Pilpres di Buru. Namun, tidak efektif jika kendali Golkar itu ada di Buru,” tukiknya.

Kedanti demikian, kata Sayahril, bukan berarti peluang tersebut langsung menjadi milik Said Assagaff. Syahril lantas memberi saran kepada Assagaff, agar tetap  focus dalam mengembani jabatanya sebagai gubernur Maluku sehingga tidak perlu merepotkan diri dalam perhelatan Musda tersebut.

Pasalnya, Maluku saat ini sangat membutuhkan seorang birokrat murni sebagaimana jabatan yang sedang diduduki Assagaff. Bukan malah merangkap menjadi politisi.

“Pada akhirnya, jika Pak Bib focus, konsisten serta mampu melayani semua kebutuhan masyarakat dengan jabatan Gubernurnya, maka tanpa menjadi ketua DPD Golkar Maluku pun, kebutuhan politik Pak Bib pada momen pilkada periode mendatang tetap akan terpenuhi. Karena sudah ada bukti pengabdian kepada masyarakat,” tukasnya.

Lantas, siapa yang berpeluang memimpin DPD Golkar Maluku kedepan, dia Syahril berpendapat , Richard Louhenapessy. “Yang pantas adalah Pak Ris. Selain merupakan figur yang masih enerjik, Pak Ris (Richard Louhenapessy-Red), juga punya basis dukungan yang jelas dan bisa diterima oleh semua kalangan,” katanya. (R0L)