Masyarakat Horale-Aparat BKO Hanya Salah Paham

AMBON, INFO BARU--Berbagai wacana yang berkembang di media massa terkait kondisi keamanan di Negeri Horale kecamatan Seram Utara Barat terkesan dibesar-besarkan. Padahal kondisi masyarakat setempat aman-aman saja.
Raja Negeri Horale, Yosaya Maatuku Saleman yang dikonfirmasi Info Baru melalui Handphone Kamis (28/8) menegaskan, masalah kesalapahaman antara masyarakatnya dengan aparat BKO yang ditempatkan di Desa yang dipimpinnya itu sudah selesai.
“Semuanya sudah saling memaafkan. Kegiatan masyarakat dan Satgas di Horale sudah kembali berjalan normal seperti sedia kala,” ungkapnya.
Raja Horale mengakui, untuk menyelesaikan kesalapahaman antara masyarakatnya dengan aparat BKO sudah dilakukan pada Rabu 20 Agustus 2014 di Negeri/Desa Horale.
Pertemuan yang dipimpinnya itu masing-masing dihadiri, Pendeta, Babinsa, Danyon BKO, Danpos BKO, serta aparat Kepolisian setempat.
Dalilnya, karena dengan keberadaan aparat BKO di Desa/Negeri, bukan hanya menjaga keamanan, tapi selebihnya masyarakatnya bisa mendapat manfaat lebih.
Menurutnya, keberadaan aparat BKO di Negeri Horale ada nilai tambanya. Karena jika masyarakat ada yang sakit cepat-cepat ditangani atau ditolong oleh anggota medis dari Satgas BKO yang saat ini ditempatkan di Horale.
“Karena ada masyarakat yang tiba-tiba jatuh sakit berhubung puskemas dan rumah sakit jauh, maka kebetulan ada tenaga medis dari aparat BKO, masyarakat bisa langsung menggunakan tenaga medis anggota BKO guna mendapat pertolongan medis,” jelasnya.
Untuk itu, Raja Negeri Horale ini meminta kepada semua masyarakat termasuk media massa di Maluku, agar membantu aparat keamanan untuk bersama menjaga stabilitas keamanan di Maluku agar selamanya kondusif.
Sementara itu, menyikapi wacana yang berkembang dibeberapa media lokal di kota Ambon, terkait salah paham antara masyarakat Horale dengan aparat BKO, salah satu warga Seram Utara Barat, Moslim Al Wahid menilai terkesan dibesar-besarkan.
Padahal, masyarakat Horale dan aparat BKO hanya salah paham, dan kedua belah pihak telah duduk bersama untuk menyelesaikan kesalapahaman tersebut. Dimana kedua bela pihak telah saling memaafkan.
“Kondisi di Negeri Horale sudah kondusif. Sehingga diharapkan semua pihak agar bersama-sama menciptakan keamanan dan ketenteraman. Bukan sebaliknya menyulut opini seakan-akan ada kejadiana luar biasa di Horale. Padahal hanya salah paham saja,” tandasnya.
Menurutnya, semua elemen masyarakat termasuk media massa harus memberikan pencerahan dalam setiap pemberitaannya.
Ia juga meminta semua masyarakat untuk tidak lagi mempersoalkan keberadaan aparat BKO yang didatangkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi ke Maluku.
“Sekali lagi, selaku masyarakat Seram Utara Barat kami meminta kepada seluruh masyarakat di Maluku untuk bersama membantu aparat keamanan yang ditugaskan di daerah ini. Tujuan kita satu, yakni Maluku tetap aman,” tandasnya.
Menyangkut kehadiran aparat BKO Moslim yang juga Pemerhati Sosial Maluku ini, kembali menekankan selaku warga masyarakat Seram Utara Barat dirinya menilai sah-sah saja aparat BKO itu ditempatkan di daerah setempat.
Mengingat benturan warga antar kampung sangat subur di Kabupaten Maluku Tengah termasuk di Seram Utara dan Seram Utara Barat.
“Kehadiran aparat BKO sudah pasti untuk membantu melakukan pengamanan di sejumlah wilayah yang dinilai rawan bentrok. Toh kehadiran mereka bukan kemauan mereka sendiri. Karena atas permintaan Pemerintah Daerah Maluku. Jadi yang harus didudukan adalah pemahaman masyarakat,” pungkasnya. (MAS)