Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

“Bau Korupsi” dalam Dana DAK Rp7,2 Miliyar Dikpora Bursel

“Bau Korupsi” dalam Dana DAK Rp7,2 Miliyar Dikpora Bursel (Ilustrasi).
AMBON, INFO BARU--Temuan BPK RI Perwakilan Provinsi Maluku juga menemukan indikasi kerugian Negara pada dana Dana Alokasi Khusus (DAK) di Dinas pendidikan Pemuda dan olahraga Kabupaten Bursel.

Paket proyek DAK 2011 senilai Rp7.280.562. 000,- di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buru Selatan diduga tidak dilakukan proses tender. Kebijakan Kadis Saleh Souwakil Padahal tenah menabrak Keppres Nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah, akibatnya proyek penunjukan itu “Bau Korupsi”.

Paket-paket yang ditunjukan Soulissa, Pengadaan Buku Perpustakaan seniliai Rp. 3.386.184.000, Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa SD senilai Rp1.257.083.520, Pengadaan Buku Perpustakaan SMP senilai Rp1. 061.775.000, Pengadaan Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Multimedia Pembelajaran Interaktif SD seniali Rp619.520.000.

Pengadaan Alat Pratek dan Peraga Siswa SMP senilai Rp561.000.000, serta Pengadaan Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Multimedia Pembelajaran Interaktif SMP senilai Rp369.000.000. semuanya dilakukan tanpa mekanisme tender.

Keenam paket tersebut disulap oleh Kepala Dinas PPO Saleh Souwakil, M.Pd dan secara diam-diam telah melakukan kontrak kerja dengan rekanan/kontraktor tanpa melalui proses tender.

Demi menraup keuntungan dari kontraktor, Soulissa mengabaikan proyek-proyek tersebut amburadul di lapangan. Proyek-proyek yang awalnya di rancang mulia untuk meningkatkan mutu pendidikan para siswa di daerah ini berubah drastis.

Peralatan tersebut bahkan sama sekali tidak berguna alias mubazir karna dari sisi volume tidak sesuai kontrak dan juga speck atau kualitas barang tersebut tidak memenuhi standar, bahkan sejumlah laptop yang diterima sekolah-sekolah tidak sesuai kebutuhan dan juga ada yang belum dimasuki program.

Bukan itu saja, para sekolah-sekolah penerima buku perpustakaan, alat peraga dan Laptop juga kecewa karena buku pengadaan dari Dinas ternyata sudah jauh ketinggalan zaman dan tidak layak untuk di konsumsi para siswa, sementar Komputer alias laptop yang di terima sejumlah kelengkapan seperti buku panduan dan alat cast/caigert tidak ada, namun para kepala sekolah diminta untuk tandatangani berita acara penyerahan yang disodorkan. (SAT)