MANDAT Vs SETIA adalah Rakyat Vs Elite
AMBON, INFO BARU - Menjelang hari H pencoblosan pemilukada Maluku, pengamat menilai peta pertarungan para kandidat makin menguat pada dua blok yaitu Herman Koedoeboen yang berpasangan dengan Daud Sangadji, yang lebih dikenal dengan akronim “MANDAT”, dan pasangan Said Assagaf dengan Zeth Sahuburua, yang akrab dengan akronim “SETIA”. “Mandat dan Setia makin menguat”, ujar Rasmudin, pengamat politik dari Pasca Sarjana Universitas Muslim Indonesia yang intens mengamati pemilukada Maluku kepada Info Baru.
Menurutnya, pendapat ini didasarkan pada kekuatan kedua pasangan kandidat yang didukung oleh dua partai politik terbesar. Pasangan Mandat didukung oleh PDIP. Dan pasangan Setia yang didukung oleh Partai Golkar dan koalisinya. Meski Partai Demokrat juga termasuk partai politik besar saat ini, namun Partai Demokrat adalah kekuatan politik baru di Maluku.
Jika kedua mesin partai politik ini solid, maka kekuatan ini sudah cukup menjadi modal awal yang besar bagi kedua pasangan kandidat. “Pada awalnya mesin partai Golkar yang mendukung SETIA dan PDIP yang mendukung MANDAT terlihat kurang solid. Namun mendekati pemilihan, kedua partai ini makin serius melakukan konsolidasi. Hal ini bisa terlihat dari pelaksanaan kampanye kedua pasangan ini di semua Kabupaten/Kota. Kedua partai ini memiliki infrastruktur partai yang rapih dan merata di semua wilayah” ucap Rasmudin. Pasangan kandidat lain menurut Rasmudin, tetap diperhitungkan namun kekuatan mesin politik mereka tidak merata di semua Kabupaten/Kota di Maluku. “Mesin politik mereka rapuh”, Lanjut Rasmudin menilai kekuatan mesin politik kandidat lain diluar Mandat dan Setia.
Namun demikian menurut Rasmudin bahwa pertarungan antara Mandat melawan Setia bukan hanya pertarungan kandidat atau partai politik pendukung belaka, namun pertarungan dua komunitas politik berbeda. Yaitu pertarungan antara kelompok masyarakat bawah melawan kelompok elite. Kekuatan kelompok masyarakat bawah diwakili oleh sosok Herman A. Koedoeboen. Dan kekuatan kelompok elite diwakili oleh sosok Said Assagaf.
“ Sederhana saja analisanya, pak Herman berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Sedangkan Pak Said Assagaf kan berasal dari keluarga pengusaha atau saudagar yang bisa dikatakan kelasnya menengah atas” Rasmudin menegaskan.
‘’Sudah menjadi rahasia umum di level politik nasional ataupun di daerah-daerah lain bahwa kandidat yang didukung banyak partai akan sibuk mengakomodir kepentingan partai politik pendukung dibanding kandidat yang berasal dari sedikit partai politik atau kandidat independen” Ujar Rasmudin.
Sedangkan pasangan “Mandat” yang hanya diusung PDIP akan lebih mudah menjalankan program yang dijanjikan pada saat kampanye tanpa “pusing” mengakomodasi vested insterest partai-partai politik. “Apalagi garis politik PDIP yang pro wong cilik”, tegas Rasmudin. Dengan dua alasan diatas, menurut Rasmudin, pertarungan antara Mandat melawan Setia dapat diibaratkan seperti pertarungan David vs Goliat, pertarungan antara orang kecil melawan orang besar, pertarungan antara rakyat melawan elite. (SAT)
Menurutnya, pendapat ini didasarkan pada kekuatan kedua pasangan kandidat yang didukung oleh dua partai politik terbesar. Pasangan Mandat didukung oleh PDIP. Dan pasangan Setia yang didukung oleh Partai Golkar dan koalisinya. Meski Partai Demokrat juga termasuk partai politik besar saat ini, namun Partai Demokrat adalah kekuatan politik baru di Maluku.
Jika kedua mesin partai politik ini solid, maka kekuatan ini sudah cukup menjadi modal awal yang besar bagi kedua pasangan kandidat. “Pada awalnya mesin partai Golkar yang mendukung SETIA dan PDIP yang mendukung MANDAT terlihat kurang solid. Namun mendekati pemilihan, kedua partai ini makin serius melakukan konsolidasi. Hal ini bisa terlihat dari pelaksanaan kampanye kedua pasangan ini di semua Kabupaten/Kota. Kedua partai ini memiliki infrastruktur partai yang rapih dan merata di semua wilayah” ucap Rasmudin. Pasangan kandidat lain menurut Rasmudin, tetap diperhitungkan namun kekuatan mesin politik mereka tidak merata di semua Kabupaten/Kota di Maluku. “Mesin politik mereka rapuh”, Lanjut Rasmudin menilai kekuatan mesin politik kandidat lain diluar Mandat dan Setia.
Namun demikian menurut Rasmudin bahwa pertarungan antara Mandat melawan Setia bukan hanya pertarungan kandidat atau partai politik pendukung belaka, namun pertarungan dua komunitas politik berbeda. Yaitu pertarungan antara kelompok masyarakat bawah melawan kelompok elite. Kekuatan kelompok masyarakat bawah diwakili oleh sosok Herman A. Koedoeboen. Dan kekuatan kelompok elite diwakili oleh sosok Said Assagaf.
“ Sederhana saja analisanya, pak Herman berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Sedangkan Pak Said Assagaf kan berasal dari keluarga pengusaha atau saudagar yang bisa dikatakan kelasnya menengah atas” Rasmudin menegaskan.
Selain itu, representasi rakyat versus elite juga akan terlihat dari kebijakan pasca terpilih. Dengan banyak koalisi partai politik yang mendukung pasangan Setia, maka arah kebijakan pemerintahan “Setia” jika terpilih lebih rawan ditunggangi oleh kepentingan elite.
‘’Sudah menjadi rahasia umum di level politik nasional ataupun di daerah-daerah lain bahwa kandidat yang didukung banyak partai akan sibuk mengakomodir kepentingan partai politik pendukung dibanding kandidat yang berasal dari sedikit partai politik atau kandidat independen” Ujar Rasmudin.
Sedangkan pasangan “Mandat” yang hanya diusung PDIP akan lebih mudah menjalankan program yang dijanjikan pada saat kampanye tanpa “pusing” mengakomodasi vested insterest partai-partai politik. “Apalagi garis politik PDIP yang pro wong cilik”, tegas Rasmudin. Dengan dua alasan diatas, menurut Rasmudin, pertarungan antara Mandat melawan Setia dapat diibaratkan seperti pertarungan David vs Goliat, pertarungan antara orang kecil melawan orang besar, pertarungan antara rakyat melawan elite. (SAT)
Posting Komentar untuk "MANDAT Vs SETIA adalah Rakyat Vs Elite"