Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Antisipasi HIV/AIDS pada Wartawan, Dinkes Maluku Lakukan Pemeriksaan Darah Gratis

HIV/AIDS di Maluku.
AMBON, INFO BARU--Untuk mengantisipasi dahsyatnya penularan virus HIV/AIDS yang kian waktu semakin meningkat di tengah masyarakat Maluku, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku menjadwalkan Selasa (3/6) besok, akan melalukan pemeriksaan darah secara gratis bagi sejumlah wartawan yang bertugas di kota Ambon. 

Demikian kata Kepala Dinkes Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh kepada puluhan awak media disela-sela acara temu pers di lantai satu kantor Gubernur, akhir pekan kemarin.

Menurut Pontoh, jumlah penderita HIV/AIDS di Maluku sejak pertama kali di temukan tahun 2004 di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, penularan virus mematikan itu meningkat pasat setiap tahunnya.

Secara akumulatif sampai dengan akhir 2013 lalu di Maluku, telah terdapat 2.364 kasus HIV/AIDS. 

Dirincikannya, penularan kedua jenis virus mematikan tersebut masing-masing HIV sebanyak 1.139 kasus. Sedangkan 1.225 kasus lainnya adalah AIDS.

Dari data tersebut lanjutnya, penderita HIV/AIDS dengan proporsi kasus tertinggi adalah rata-rata penderita dengan golongan umur  15 - 39 tahun angkanya sekitar 86 persen. 
Dijelaskan, pula, pada data Dinkes tahun 2013, kota Ambon tercatat memiliki kasus baru HIV/AIDS terbanyak yakni 150 kasus dari 251 kasus se-Maluku, selanjutnya kabupaten Maluku Tenggara, kabupaten Kepulauan Aru. 

Kata Pontoh, pihaknya cukup prihatin dengan kondisi Maluku saat ini, karena dari jumlah penderita HIV/AIDS yang baru dilansir, sebahagian besarnya adalah ibu rumah tangga dengan status peringkat kedua setelah kelompok wiraswasta.    

“Kita sangat prihatin, karena ibu rumah tangga adalah sebahagian penderita terbanyak. penularan virus tersebut berasal dari para suami dan ini mengancam anak-anak yang nantinya dilahirkan,” kata pontoh. 

Meski tidak merincikan angka penularan terhadap ibu rumah tangga maupun kelompok wiraswasta, Pontoh mengemukakan, hubungan seks adalah jalur penularan utama virus berbahaya atau dapat merenggut nyawa manusia tersebut. 

Melalui temuan-temuan baru dan untuk menanggulanginya, lanjut Pontoh, pada 2014 pihaknya telah mengambil beberapa langkah penanganan berupa integrasi serta menjalin kerja sama dengan LSM, mengintensifkan program sosialisasi serta pemeriksaan dan pengambilan sample darah dari masyarakat. (MG-01)