Indeks Kerusakan Gigi Orang di Ambon 5,48 Persen

AMBON, INFO BARU--Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Tri Eri menyatakan, Kota Ambon memiliki indeks kerusakan gigi mencapai 5,48 persen dari jumlah penduduk sekitar 400 ribu jiwa.
“Itu artinya setiap orang mengalami kerusakan 6 gigi per orang,” kata Tri disela-sela pengobatan dan pemeriksaan mulut gigi gratis oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisaksi di SMA Negeri 8 Hutumury Kecamatan Leitimur Selatan, Senin (25/8).
Menurutnya, indeks kerusakan gigi masyarakat Kota Ambon dianggap tinggi karena pada umumnya masyarakat mengabaikan kesehatan mulut dan gigi.
“Jadi kesehatan gigi dan mulut dianggap tidak terlalu penting.kalau sakit tinggal cabut. Ini penyebab kenapa kerusakan gigi orang Ambon mencapai 5,48 persen,” terangnya.
“Secera epidemi kesehatan gigi sangat penting.Kalau kita sudah sakit gigi apabila sudah menjalar ke mana-mana maka itu sudah berkaitan dengan penyakit stroke, jantung dan diabetes bahkan pada kelahiran yang sangat dini,” katanya.
Jumlah dokter gigi di Ambon tidak sebanding dengan jumlah penduduk di Kota Ambon sehingga pihaknya memilih untuk melakukan kuliah praktek lapangan (KPL) di Maluku.
“Kami berusaha membantu pemerintah dengan membangun kesehatan masyarakat khususnya kesehatan gigi dan mulut,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy memberikan apresiasi kepada 172 mahasiswa fakultas kedokteran gigi Universitas Trisakti yang melakukan kuliah praktek lapangan di Kota Ambon.
“Saya dan masyarakat Kota Ambon memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Trisakti secara khusus Fakultas Kedokteran Gigi yang tahun ini mengambil pilihan lokasi pada Kota Ambon. ini bakti sosial yang luar biasa,” katanya.
Kuliah kerja lapangan mahasiswa fakultas kedokteran gigi di Ambon bukan saja akan berdampak pada kesehatan masyarakat tapi juga bisa merubah anggapan masyarakat luar terhadap kondisi keamanan kota bertajuk manise ini.
“Saya berterima kasih karena lewat kegiatan seperti ini, selain merupakan kegiatan partisipasi masyatakat dari Fakultas Kedokteran Gigi tapi dampaknya bagaimana menghilangkan opini publik terutama daerah lain terhadap kondisi ambon. Ini hal yang luar biasa, oleh karena itu saya berharap dokter-dokter ketika kembali ke daerah asal bisa jelaskan dan menceritakan kondisi kota ambon yang objektif,” harapnya. (RIN)