Pasca Bentrok Warga, TNI Tambah Jumlah Pasukan di Maluku

AMBON, INFO BARU--Sebanyak 500 anggota TNI dari kesatuan artileri medan (Armed) Batalyon 13 Divisi I Kostrad Jawa Barat, tiba di Ambon, Kamis (7/8/). Ratusan aparat satuan tugas di bawah kendali operasi (BKO) Kodam XVI Pattimura ini tiba dengan menggunakan tujuh pesawat Hercules dan siap ditempatkan di wilayah-wilayah rawan konflik di Maluku.
Pangdam XVI Pattimura, Mayjen Meris Wyryadi, seusai memimpin upacara penyambutan dan pemeriksaan pasukan mengatakan, sebanyak 4 Satuan Setingkat Kompi (SSK) akan ditugaskan di wilayah Maluku dan 1 SSK akan ditugaskan di wilayah Maluku Utara.
“Mereka akan ditempatkan di desa-desa yang rawan konflik di Maluku. Termasuk di desa Negeri Lima dan Seith serta desa Iha dan Luhu. Jadi pos-pos pengamanan yang sebelumnya ditinggalkan itu akan ditempati lagi,” kata Meris.
“Saya meminta kepada prajurit yang ditugaskan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan professional dan dapat membantu menciptakan kondisi keamanan di masyarakat,” pintanya.
“Saya jamin para anggota ini tidak akan bertindak represip kepada masyarakat. Mereka ini ditugaskan untuk membantu pemerintah daerah dan juga masyarakat di Maluku jadi tidak akan seperti itu,” ungkapnya.
Terkait kehadiran 500 anggota TNI dari kesatuan Armed Batalyon 13 Divisi I Kostrad Jawa Barat ke Maluku itu, menurut Gubernur Maluku, Said Assagaf adalah atas permintaan warga.
“Kehadiran aparat TNI BKO ini atas permintaan masyarakat,” kata Said saat menjawab wartawan di kompleks Lantamal IX Ambon, Kamis (7/8).
Menurut Assagaf, kehadiran aparat TNI BKO di Maluku sangat dibutuhkan untuk meredam bentrokan antar kampung di Maluku yang akhir-akhir ini kerap terjadi. “Kita harus bertindak cepat, saya tidak ingin kejadian seperti yang dulu itu terulang kembali,” ungkap dia.
Dia juga menjelaskan, kondisi keamanan Maluku harus tetap dijaga, karena itu dibutuhkan kerja sama dari setiap unsur termasuk TNI, Polri, dan masyarakat. Dikatakannya, kehadiran TNI BKO di Maluku untuk menjamin situasi keamanan di Maluku agar tetap kondusif.
“Jadi kita berharap bentrok-bentrok antarkampung itu nantinya bisa diminimalisasi. Banyak korban berjatuhan saat bentrok itu karena memang tidak ada aparat di lapangan,” ujar dia. (TWN)