Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

MUI Maluku Akan Panggil Bupati SBB, Terkait Kinerja Kadis PU

MUI Maluku Akan Panggil Bupati SBB, Terkait Kinerja Kadis PU (Ilustrasi).
AMBON, INFO BARU--Demi mengejar fee proyek 15% di Semua proyek Dinas PU Kabupaten SBB, Kadis PU SBB tetap menyetujui proyek dengan nilai miliaran rupiah, tanpa memikirkan kemaslahatan umat di Kabupaten yang dipimpin Adik Kandungnya itu.

Salah satunya pembangunan mesjid Al-Muhajirin di Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat. Kadis PU SBB, Reymond Semuel Puttileihalat mendatangi mesjid dengan membawa excavator untuk menggusurnya. Ironisnya kedatangan excavator itu menjelang waktu badha Jumat pada  hari, Jumat (10/10-red) sekitar pukul 11.30 Wit.

Dirinya lansung memberikan informasi kepada warga untuk bersiap-siap, bahwa mesjid tersebut akan dibongkar untuk membuat mesjid yang baru. Sementara warga setempat menolak tempat pembangunan mesjid itu, mengingat daerahnya bukan lagi dihuni warga muslim.

Aksi Kadis PU ini akhirnya dilaporkan kepada MUI Provinsi Maluku, Sabtu (11/10-red). Penegasan ini diungkapkan Ketua MUI SBB Muksi Attamimi kepada Info Baru usai pertemuan itu.

“Aksi Kadis PU SBB Reymond Semuel Puttileihalat dilapori oleh penghulu di SBB, bahwa Kadis PU SBB datang di mesjid saat menjelang jumat dengan mengatakan, siap-siap untuk dibongkarnya,” ucap Raemon yang dikutif Ketua MUI SBB kepada Info Baru, Sabtu (11/10-red).

Terkait hal tersebut, Ketua MUI Maluku, Idrus Toekan berjanji memanggil Bupati SBB atas tindakan Kadis PU yang juga Kaka kandungnya.

“Dalam pertemuan tersebut, Ketua MUI Maluku berjanji akan memanggil Bupati SBB atas tindakan diluar batas yang dilakukan kaka kandung yang juga sebagai Kadis PU SBB,” tegasnya.

Padahal sebelumnya, lanjut Attamimi, Pemerintahan dibawah nahkoda Yakobis Puttileihalat berjanji tidak bongkar mesjid itu, mengingat baru saja dibangun pada tahun 2005 dengan anggaran sekitar Rp. 700 juta. Gedung tersebut masih layak digunakan sebagai gedung Islamic Center di Kota Piru.

Selain itu, dirinya meminta kepada pemerintah Kabupaten SBB untuk memindahkan lokasi daerah mesjid agar tidak mengganggu kedua mayoritas warga di Kota Piru itu.

“Kami mengharapkan Mesjid yang akan baru dibuat untuk tidak berada ditempat itu, harusnya dipindahkan ke tempat yang lain, karena tempat tersebut tidak berada di areal muslim, namun berada di daerah nasrani,” tegasnya.

Dengan aksi nekat kadis PU ini, dirinya meminta kepada Bupati untuk menghentikan sementara, kegiatan pembangunan mesjid baru, di tempat tersebut, jika masih saja, maka warga akan melakukan aksi besar-besaran.

“Semua umat muslim tidak menghendaki mesjid berada di lokasi itu, tetapi Kadis Remon Puttileihalat memaksakan untuk harus di tempat itu, jika masih saja dilakukan, maka warga akan melakukan aksi besar-besaran di Kantor Bupati SBB,” ancamnya.

Ada apa ini, karena sebelumnya terjadi aksi pelemparan mesjid, dan pemukulan yang sering terjadi di tempat itu, tetapi Kadis PU tetap ngotot menggunakan tempat tersebut, karena sebelumnya Dinas PU sudah menganggarkan dana APBD Rp. 3 miliar untuk pengurukan mesjid itu.

Dirinya menjelaskan, keberadaan mesjid tersebut juga sangat mengganggu aktifitas kedua warga saat sholat, karena pengeras suara. Untuk itu dirinya mengharapkan untuk didirikan  di tempat lain, karena tempat mesjid tersebut tidak lagi dihuni orang muslim.

Hal yang sama juga diungkapkan La Sanane salah satu penghulu mesjid Al Muhajirin. Lokasi pembangunan baru mesjid tersebut harus dipindahkan, mengingat mayoritas daerah tersebut bukan lagi warga muslim.

Sanane selama mengabdi kurang lebih delapan tahun, banyak hal yang dihadapi, mulai dari pelemparan mesjid, pemukulan, penghalangan warga melakukan sholat, bahkan intimidasi penghulu mesjid.

“Saya mengabdi sudah  delapan tahun, banyak kendala yang dihadapinya, pertama terjadi aksi pelemparan mesjid selama lima kali, penghalangan ibadah juga sering terjadi, saya pernah dicaci maki, marabot pernah dipukul,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya menyarankan kepada pemerintah Kabupaten SBB untuk tidak membongkar mesjid, namun menyarankan untuk dibuat dilokasi yang baru yakni di daerah Waemeten yang merupakan daerah muslim, hal ini agar tidak mengganggu aktifitas kedua komunitas itu.

Menyoal tentang kegiatan MTQ tingkat Provinsi yang akan dilakukan di Kabupaten SBB. Dirinya besarta penghulu mesjid lainnya selalu mendukung, serta turut juga mendukung pembangunan mesjid baru.

“Untuk MTQ tingkat Provinsi kami sangat mendukung, pembangunan mesjid juga kami mendukung, tetapi jangan ditempat semula keinginan kami agar kedua komunitas ini aman dan tentram,” pungkasnya. (SAT)