MDC Minta Media Harus Netral

AMBON, INFO BARU - Mollucas Development Centre (MDC) salah satu LSM yang selama ini memperjuangkan hak-hak demokratisasi di Indonesia meminta media di Maluku harus independen dan netral dalam menyajikan pemberitaan, khususnya terkait hasil PSU di SBT.

Penegasan ini dikemukakan MDC menyusul adanya pemberitaan-pemberitaan beberapa media cetak lokal terkait Perhitungan Suara hasil PSU di Seram Bagian Timur  yang dinilai tidak mencerminkan prinsip-prinsip etika jurnalis yang baik, sebaliknya terkesan membangun opini publik sepihak yang membingungkan masyarakat.

‘’Media di Maluku diharapkan berimbang dan transparan soal pemberitaan kepada publik. Saya kira ada kode etik jurnalistik yang vatsun. Media sejatinya memberikan pembelajaran pendidikan politik yang baik,’’ ujar  Koordinator  Mollucas Development Centre (MDC) Maluku Kundri KBS kepada Info Baru di Ambon kemarin.

Menurutnya, dalam pemberitaan, seharusnya media tidak terkooptasi dengan akepentingan-kepentingan politik manapun. Kebebasan Pers itu wajar-wajar saja, karena itu baletnya media sebagai sosial kontrol.
Namun, harus didasarkan pada etika jurnalis yang baik dan tidak terkesan hanya membangun opini publik apalagi hingga tingkat membohongi publik dengan pemberitaannya.

‘’Saya salut dengan kinerja media lokal di daerah ini yang secara konsen membuka tabir kebenaran ke publik, namun harus didasarkan pada fakta dan data yang akurat sehingga penyajiannya benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pembaca,’’ ujarnya.

Menurutnya, sebagai sarana penyambung aspirasi rakyat seharusnya ketika memberitakan sebuah informasi didasarkan pada fakta dan data yang akuntabel, bukan sebaliknya membangun opini yang membingungkan masyarakat.

Ketika media menyajikan pemberitaan yang tidak akuntabel, maka akan berimbas pada terbentuknya opini masyarakat yang keliru, dan bisa berakibat pada pendidikan politik masyarakat yang tidak baik.

‘’Seharusnya dalam menyajikan sebuah berita, apalagi menyangkut masalah politik yang berkaitan langsung dengan masyarakat, media harus transparan dan akuntabel, bukan menyajikan data-data yang dapat membingungkan masyarakat,’’ timpalnya.

Lebih lanjut dikemukakan, etika dan normatif jurnalis harus dikedepankan dalam setiap pemberitaan, bukan berdasarkan kepentingan tertentu yang berujung pada pembohongan publik. Jika ini terjadi, maka sangat disayangkan.

Media, harus fair memberitakan sebuah kebenaran berdasarkan fakta dan data yang terjadi, bukan sekedar untuk membangun opini yang diboncengi kepentingan tertentu yang menyesatkan masyarakat.

‘’Kebenaran dan keakuratan informasi yang harus dikedepankan media, bukan kepentingan tertentu yang diperjuangkan, apalagi  sekedar membangun opini,’’ tukasnya. (*)