KIRPM Gelar Dialog Kebangsaan di Desa Allang
AMBON, INFO BARU - Komite Independen Ragional Pemuda Maluku (KIRPM), menggelar dialog Kebangsaan dalam rangka mengenang hari lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Allang, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Sabtu kemarin.
Kegiatan yang bertemakan “Menggali nilai kejuangan sumpah pemuda dan deklarasi kesetiaan serta cinta tanah air” itu menghadirkan dua narasumber, masing-masing, Dosen Fisip Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Yosef Antonius Ufi, dan Raja Negeri Allang, A. Patty.
Dialog tersebut diikuti oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh Agama, tokoh pemuda, dan berbagai komponen masyarakat di Desa Allang.
Dalam pembahasannya, kedua pembicara itu lebih mengarahkan materi mereka ke domain jati diri. Dimana masyarakat Maluku dituntut untuk menanamkan jati dirinya dengan mengutamakan nilai-nilai keagamaan, budaya dan adat istiadat.
Yosef Antonius dalam materinya mengatakan, menanamkan rasa cinta tanah air adalah kesadaran hidup berbangsa, yang mempunyai landasan etika, dan ber-ahlak mulia.
Manusia Indonesia harus bersikap tegas dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa yang berada dalam wilayah NKRI, dengan niat untuk bersatu secara emosional dan rasional, guna membangun rasa nasionalisme yang elektis.
“Artinya harus membangun rasa nasionalisme secara elektis ke dalam sikap dan prilaku. Perbedaan ras, agama, asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah adalah prasyarat mutlak yang dibutuhkan saat ini, guna mengantisipasi semakin tergerusnya nilai-nilai kejuangan dan pengorbanan para pendiri Negara.
Diakuinya, nilai-nilai kejuangan pemuda Indonesia masa kini sedang dihadapkan dengan tantangan yang kian berat, sebagai akibat dari semakin menipisnya nilai-nilai sosial, kearifan budaya maupun kesadaran hidup sebagai warga bangsa dan Negara.
“Pemuda saat ini lebih cenderung berfikir individualis, hedonis, matrealis dan lain sebagainya, sehingga berpengaruh dan menggejala ke dalam berbagai dimensi kehidupan,” ujarnya.
Sementara Raja Allang dalam materinya mengungkapkan, orang Allang telah terbukti dalam sejarah menegakan eksistensi Negara ini. Bukti pengabdian itu dapat dilihat dan dirasakan dalam kepemimpinan putra Allang yang juga Mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu.
Katanya, kepemimpinan Ralahalu, mampu menyatuhkan seluruh komponen di Maluku. “Saya kira sudah banyak hal dilakukan Putra Desa Allang untuk Maluku,” katanya.
Lanjutnya, lebih dari satu decade terakhir ini, orang Allang mampu menunjukan jati dirinya sebagai penjaga “gawang” tekanya Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI).
Sehingga itu, dia berpesan kepada masyarakat Allang untuk terus meningkatkan keamanan, kedamaian dan kewaspadaan dari gangguan sekelompok orang, yang saat ini terus berupaya untuk mengganggu stabilitas keamanan di Desa Allang maupun Maluku pada umumnya.
Dia menegaskan, RMS adalah masa lalu. ”RMS itu masa lalu, tidak ada lagi RMS di Desa Allang. Masyarakat perlu waspada, karena disekeliling kita ada provokator yang sangat sulit ditangkap. Mereka-mereka itu yang selalu bikin onar,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, dalam kepemimpinannya selama tujuh tahun berjalan ini, pihaknya terus mengajak masyarakat untuk menciptakan keamanan, kenyamaman dan kedamaian dilingkungan masing-masing.
Dalam kesempatan itu, Ketua KIRPM, Hasbullah Assel menyatakan pihaknya akan terus conseren untuk memperjuangkan kedamaian sesuai jati diri dan nilai-nilai kearifan lokal orang Maluku.
Menurut Assel, reformasi yang diperjuangankan mahasiswa dan pemuda Indonesia telah salah arah. Reformasi sedang berjalan menuju ke hadapan “tebing tinggi” sehingga kalau didorong akan terjungkir.
“Reformasi tanpa eksistensi dan peran Negara adalah nonsen, sehingga wajar jika ada kelompok yang merindukan kepemimpinan Orde Baru. Bagi mereka Orde Baru berhasil meletakan pondasi hidup bernegara, dan sangat beretika sebagai sebuah bangsa yang besar,” tegasnya.
Edwin Huwae juga menegaskan, perlu adanya terobosan dari para pemuda untuk mengembalikan jati diri orang Maluku, karena disana terbangun pewaris nilai-nilai adat yang sangat luar biasa.
“Perlu adanya terobosan dari para pemuda untuk mengembalikan jati diri orang Maluku,” singkatnya.
Dalam dialog tersebut peserta juga menyentilkan kebijakan pemerintah pusat yang telah menunjuk Saut Situmorang sebagai Karateker Gubernur Maluku.
Menurut sejumlah peserta, penunjukan Karateker Gubernur Maluku, sangat tidak aspiratif. Karena kebijakan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat Maluku.
Bagi mereka, pemerintah pusat mestinya lebih memprioritaskan anak daerah Maluku, bukan mengambil orang dari luar daerah untuk memimpin daerah ini. (TWN)
Posting Komentar untuk "KIRPM Gelar Dialog Kebangsaan di Desa Allang"