Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Hayono Isman: Kebangkitan Daerah adalah Kebangkitan Nasional

Baliho Peserta Konvensi Partai Demokrat menghiasi jalan-jalan di Kota Ambon (Foto: Rusli Sosal/IB).
AMBON, INFO BARU--Salah satu Calon Presiden (Capres) RI dari Peserta Konvensi Partai Demokrat, Hayono Isman kepada sejumlah wartawan, saat jumpa pers di lantai II Swisbell Hotel, Selasa (11/3) kemarin mengatakan, tanpa ada kebangkitan daerah maka tidak akan ada kebangkitan Nasional.

“Jika demikian maka kebangkitan Maluku di hari esok maupun akan datang adalah suatu hal yang mutlak dan harus terus di perjuangkan,” ujarnya.

Menurut Hayono Isman, di era reformasi saat ini ada dua ujung tombak yang begitu tajam yakni demokrasi dan transparansi.

dimana didalamnya lanjutnya, terdapat otonomi daerah, dan otomatis menjadi awal dari sebuah terobosan untuk membangkitkan bangsa Indonesia dari berbagai keterpurukan.

Dikatakan, untuk kebangkitan bangsa sejatinya dibangkitkan terlebih dahulu daerah-daerah yang selama ini masih terisolasi melalui pembangunan karakter, perilaku dan intelektualitas manusianya maupun pembangunan sarana prasarana infrastruktur di daerah dimaksud.

“Saya berpendapat, Indonesia dapat bangkit apabila daerah-daerah dibangkitkan. Karena tanpa ada kebangkitan daerah, maka tidak akan ada kebangkitan nasional,” jelasnya.

Hayono menilai, Provinsi Maluku memiliki keunikan yang luar biasa, dimana ke unikan itu lanjutnya, dipenuhi dengan berbagai kekayaan budaya, sumber daya intelektualitas maupun kekayaan alam di laut dan darat.

Keindahan alam yang cukup berkelebihan tersebut kata dia, harus mampu di kelola dan dimanfaatkan secara baik.

“Satu hal yang cukup disayangkan adalah sampai hari ini segala bentuk kelebihan Maluku itu belum dikelola secara baik,” terangnya.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga di Era Orde Baru ini menyarankan kepada Pemda Maluku, agar bisa fokus sehingga dapat menjadi perhatian Pemerintah Pusat untuk Maluku.

Menurut dia, sebaiknya provinsi Maluku jangan hanya dijadikan lumbung ikan nasional saja. Tetapi harus lebih dari pada itu. Karena semua persyaratan sudah terpenuhi maka dalam jangka waktu dekat provinsi Maluku akan menjadi sentral perikanan nasional dan internasional.

“Saya memiliki suatu pemikiran ada baiknya provinsi Maluku, jangan hanya dijadikan lumbung ikan nasional saja. Tapi selebhnya adalah Maluku memiliki segalanya dan suatu kelak Maluku pasti dijadikan sentra perikanan,” katanya.

Fokus yang dimaksudkan adalah tidak hanya sekedar memperhatikan hak pemerataan, dan hak pembagian kue pembangunan tetapi lebih dari pada itu.

“Artinya, ketika ingin membangun Maluku maka harus sesuai dengan dasar-dasar keunikannya. Pemerintah tidak bisa membangun Maluku kalau hanya dengan apa yang ada. Jadi Maluku harus diutamakan oleh negara,” timpalnya.

Menurut dia, salah satu kebijakan pusat terkait dengan percepatan pembangunan Maluku yang dapat diperjuangkan sekarang untuk diloloskan adalah kebijakan melalui RUU tentang kepulauan.

Lanjutnya, saat ini Pempus masih memproses tahapannya dan berjanji pihaknya akan berusaha agar RUU kepulauan tersebut segera dikeluarkan.

“Ada tahapannya, saya ingin tahapan itu dipercepat. Karena cita-cita saya Maluku harus segera dijadikan sentra perikanan nasional dan internasional. Ini harus dipercepat karena ada satu yang harus kita focus,” ucapnya.

Lanjutnya, untuk mendukung adanya Maluku sebagai sentra perikanan dunia tersebut tentu dibutuhkan adanya suatu kekuatan dari para nelayan di Maluku. Kekuatan yang dimaksud adalah kata Hayono, para nelayan harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni tentang sistem pengelolaan.

“Tidak ada gunanya kita menjadikan Maluku sebagai sentra perikanan, namun para nelayannya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan,” ungkapnya.

Tambah Isman, dalam konteks mencermati pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat namun tingkat ketidak adilan juga semakin tinggi, maka salah satu upaya sederhana namun dan berdampak fositif adalah menjadikan nelayan maluku sebagai  unsur keberhasilan sentra perikanan nasional maupun dunia.

Sementara itu, dari 11 orang peserta konvensi capres Partai Demokrat yang dijadwalkan hadir, hanya delapan orang yang hadir sementara tiga diantaranya tidak sempat hadir.

Delapan peserta konvensi Capres PD yang hadir kmarin amsing-masing, Anis Baswedan, Hayono Isman, Dino Patti Djalal, Jend TNI Endri Artono Sutarto, Aly Masykur Musa, Irman Gusman, Marzuki Aly dan Sinyo Harry Sarundajang (mantan PLt Gubernur Maluku-Red).

Sedangkan tiga peserta konvensi capres PD yang tidak sempat hadir yakni, Gita Wirjawan, Dahlan iskan serta Pramono Edhie Wibowo.

Konvensi digelar sejak pukul 14.00 WIT hingga pukul 17.30 WIT di gedung Islamic Center Waihaong Ambon, Selasa (11/3) kemarin delapan peserta masing-masing menyampaikan visi-misi mereka. 

Rata-rata kembangkan potensi wilayah timur Indonesia khusunya Maluku sebagai centra kebangkitan Indoensia, untuk bersaing dengan negara lain.

Persoalan pengentasan kemiskinan, peningkatan Sumber Daya Manusia termasuk pembangunan sarana infrastruktur serta penciptaan lapangan pekerjaan juga diiming-imingkan delapan Capres Partai Berlambang Bintang Mercy tersebut. andai salah satu diantara mereka terpilih menjadi Presiden RI periode 2014-2019 akan memperjuangkan Maluku provinsi Kepulauan. (MG-01)

Posting Komentar untuk "Hayono Isman: Kebangkitan Daerah adalah Kebangkitan Nasional"