Jika Terbukti, Ruslan Hurasan Bakal Dipecat

AMBON, INFO BARU--Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maluku Tengah (Malteng), Saleh Tuahuns, yang dikonfirmasi Info Baru Senin (28/4) mengutuk tindakan penganiayaan atau kekerasan yang dilakukan sekelompok pemuda terhadap caleg PKB dapil III Malteng atas nama Rajab Tatuhey, yang hadir saat pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) di Negeri/Desa Hitu Messing, sekitar pukul 12.15 WIT, Rabu (23/4) lalu.
Saleh prihatin dan kesal atas insiden penganiayaan yang dilakukan sekelompok pemuda di Negeri Hitu Messing terhadap Caleg PKB.
Ia meminta, pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease segera memproses hukum sekaligus menangkap para pelaku yang telah menaganiaya caleg asal PKB.
“Tentunya kami sangat prihatin dan mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok pemuda di Negeri Hitu Messing terhadap caleg dari PKB. Kami minta dengan hormat agar aparat penegak hukum segera menangkap pelaku dan juga mengungkap motif kasus ini sehingga bisa diketahui siapa dalang atau aktornya,” tekannya.
Menyinggung soal dugaan adanya ketrlibatan salah satu caleg asal PKB yang memicu insiden penganiayaan akhirnya diperankan sekelompok pemuda terhadap Rajab Tatuhey (caleg PKB), lantas apa sikap DPC PKB Malteng, menurut Saleh, untuk mengetahui motif kasus tersebut dirinya menyerahkan semuanya kepada pihak yang berwajib untuk mengungkapnya.
“Itu tugas pihak yang berwajib, karena perkara ini kan sudah ditangani polisi,” ujarnya.
Ia mengatakan, soal dugaan adanya keterlibatan Caleg dari PKB sendiri dalam hal ini Ruslan Hurasan (Caleg PKB), yang disebut-sebut selaku aktor atau pemicu hingga sekelompok pemuda di Negeri Hitu Messing bertindak preman terhadap Rajab Tatuhey (korban), Saleh menyatakan, selaku Ketua DPC PKB Malteng, dirinya telah mengkonfirmasikan dugaan tersebut terhadap caleg dari PKB juga yang diduga selaku actor intelektual dibalik kasus penganiayaan terhadap Rajab Tatuhey.
Ketika ditekan, jika dugaan keterlibatan caleg PKB (terduga Ruslan Hurasan-red) benar adalah actor penganiayaan terhadap Rajab Tatuhey itu mampu diungkap polisi atau terbutki benar, langkah apa yang akan diambil internal PKB sendiri, Saleh menegaskan, sesuai aturan perundang-undangan tentang pemilu maupun aturan internal PKB sendiri, otomatis caleg bersangkutan (terduga atau aktor penganiaya) tetap diberikan sanksi tegas yakni diberhentikan atau dipecat oleh PKB.
Untuk itu, ia mempresure Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Laese segera menangkap pelaku sekaligus mengungkap aktor intelektual di balik penganiayaan terhadap Rajab Tatuhey caleg dari PKB dapil III Kabupaten Malteng yang dilakukan sekelompok pemuda di Negeri Hitu Messing, saat penyelenggaraan PSU, Rabu (23/4) pekan lalu.
Diketahui, aksi penganiayaan yang dibarengi dengan ancaman pembunuhan terhadap Rajab Tatuhey (Caleg PKB), itru dilakukan segerombolan pemuda di Negeri Hitu Messing Kabupaten Malteng, Rabu (23/4) pekan lalu.
Kala itu, kehadiran caleg PKB nomor urut 11 Dapil III tingkat II Kabupaten Malteng tersebut, hanya memantau jalannya PSU yang digelar, di TPS 1,2,3,4,5 dan TPS 7, tepatnya di SD Negeri 4 Hitu Messing, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Malteng, Rabu (23/4).
Seperti dilansir koran ini sebelumnya, Rajab Tatuhey selaku korban mengungkapkan, insiden yang menimpanya itu, dilakoni sekelompok pemuda dihitung Messing dan diduga kuat dalangnya adalah sesama Caleg.
“Saya hadir untuk memantau jalannya PSU. Apakah proses PSU itu ketat atau kondisinya masih sama dengan Pileg 9 April kemarin. Ternyata, PSU tadi (Rabu, kemarin-red) di Hitu Messing, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pileg 9 April kemarin dimana masih ada pelanggaran dan kecurangan,” ungkap korban kepada Info Baru, usai melaporkan kasus penganiayaan dialaminya itu ke Polres Ambon, Rabu (23/4).
Korban mengaku, sebelum insiden penganiayaan dirinya sempat melihat salah satu caleg atas nama Ruslan Hurasan berada di tempat kejadian perkara (TKP) tepatnya di SD Negeri 4 Hitu Messing, tempat pelaksanaan PSU, Rabu (23/4) lalu.
Bahkan kala itu, korban semapat melihat Ruslan Hurasan sedang menelepon menggunakan HP. “Sempat saya melihat Ruslan Hurasan di tempat pelaksanaan PSU. Saya juga sempat mengangkat tangan sebagai isyarat menyapanya. Tapi dia (Ruslan Hurasan-Red) tidak menghiraukan atau cuek saja. Entah dia menelepon siapa. Saya langsung pantau PSU di TPS 4 yang berada di SD Negeri 4 Hitu Messing,” bebernya.
Korban mengaku, di TPS 4 yang dipantaunya itu, ada seorang ibu yang memperoleh undangan dari dalam TPS (KPPS), tapi undangan itu kosong tidak tertulis nama dalam udangan yang akan digunakan pemilih yang masuk DPT.
“Saya sempat menanyakan ke ibu itu mengapa dapat undangan kosong tidak ada nama. Terus ibu itu menjawab, undangan memang kosong karena ada kesalahan penulisan nama pada DPT,” ungkapnya.
Ia menduga, undangan kosong tidak ada nama itu adalah modus manipulasi yang dilakukan pihak tertentu saat PSU di Hitu Messing. Dam Hal itu tidak terlepas dari peran penyelenggara yang diduga telah bekerjasama untuk memenangkan caleg tertentu, seperti pelanggaran dan kecurangan yang dilakukan sebelumnya di TPS 1,2,3,4,5 dan TPS 7 Hitu Messing pada Pileg 9 April 2014.
“Dugaan saya, kertas undangan tanpa nama calon pemilih itu adalah modus untuk pencoblosan ganda. Apalagi PSU tadi (Rabu, Kemarin-Red) tidak ada Panwaslu maupun Pengawas Lapangan (PL). yang ada hanya penyelenggara (KPPS) dan para anggota,” ungkapnya.
Belum selesai bicara dengan ibu yang mengantongi undangan kosong tanpa nama itu, munculah sekelompok pemuda lebih dari 10 orang, langsung mengusir korban dari TPS atau lokasi pelaksanaan PSU, dengan alasan korban bukan orang Hitu Messing (orang luar-Red).
“Mereka mengusuir saya, dengan kalimat orang luar tidak boleh datang di PSU Hitu Messing. Saya coba menjelaskan kehadiran saya di TPS di SD Negeri 4 Hitu Messing untuk pantau jalannya PSU. Karena kapasitas saya selaku Caleg dari PKB Dapil III Malteng, mengapa saya diusir? Tapi mereka bilang saya orang luar (Bukan orang Hitu messing-Red) tidak boleh datang di lokasi PSU,” ungkapnya.
Karena melihat situasi tidak nyaman korban kemudian meminta perlindungan ke aparat kepolisian yang saat itu sedang melakukan pengamanan di lokasi PSU.
Menurut korban, sekelompok pemuda yang melihat korban mengadu ke polisi, mereka langsung mengamuk serta menyerangnya dimana penganiayaan dilakukan dengan aksi pemukulan dengan kepalan tangan hingga dengan batu secara brutal, hingga korban babak belur.
Aksi premanisme sekelompok pemuda itu kuat dugaan, para pelaku adalah utusan massa pendukung salah satu caleg asal Negeri Hitu Messing dalam hal ini Ruslan Hurasan.
Selain memukul, para pelaku dengan kepalan tangan juga dengan batu mereka juga mengancam untuk membunuh korban.
“Meski saya sudah dilindungi oleh polisi, tapi para pelaku itu tetap saja menghajar saya dengan kepalan tangan dan batu. Para pelaku juga berteriak dengan kalimat bunuh dia, bunuh dia (korban-Red),” beber korban mengutip teriakan para pelaku saat menyerangnya di TKP SD N 4 Hitu Messing, atau tempat dimana dilaksanakannya PSU.
Aksi penganiayaan itu dilakukan gerombolan pemuda berawal salah satu pelaku atas nama Hasan Slamat yang melancarkan aksi pemukulan terhadap korban, disusul pelaku lainnya yang memukul korbvan dengan kepalan tangan dan batu.
“Pelaku Hasan Slamat itu memukuli saya duluan. Aksi serupa dilanjutkan pelaku lainnya. Saya kemudian diamankan oleh polisi ke mobil truk polisi tapi para pelaku tetap mengejar saya dengan ancaman teriakan bunuh dia, bunuh dia. Dipukul dengan kepalan tangan juga dengan batu. Anda lihat sendiri pipi saya dan bibir bawah ini belakang saya yang dilempari juga dihajar dengan batu,” ungkap Tatuhey.
Beruntung korban berhasil lolos dari amukan massa setelah dilarikan oleh polisi ke mobil truk yang sedang berada di TKP, kemudian polisi mengantarkan korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Tantui Ambon untuk selanjutnya di visum.
Hingga berita ini naik cetak, dari hasil visum pihak Rumah Sakit Bhayangkara Tantui Ambon, korban mengalami sejumlah luka disekujur tubuhnya diantaranya, wajah pipi kanan bengkak, rusuk kanan dan kiri bengkak akibat dipukul dengan batu, bibir luar dalam bagian kanan bawah pecah, tangan kiri juga kena pukulan dengan batu hingga luka berdarah bengkak, temrasuk punggung bengkak akibat dihantam dengan batu oleh para pelaku. (MAS)