Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Petakan Sawah Bursel Rp 3 Miliar Diduga Fiktif

Petakan Sawah Desa Kobi Kabupaten Buru Selatan (Foto: Doc. Info Baru).
AMBON, INFO BARU--Kepala Seksi Intelejen Kejaksaan Negeri (Kasi Intel Kejari) Namlea, Ruslan Marasabessy saat dikonfirmasi Info Baru via handphone, Selasa (29/4) mengatakan, proyek petakan sawah milik Dinas Pertanian (DISTAN) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang diduga fiktif, hingga kini masih diusut.

Menyangkut pengembangan kasus ini marasabessy mengaku, beberapa saksi terkait proyek petakan sawah yang menelan anggaran sekitar Rp 3 miliar itu, telah diperiksa.

Marasabessy menargetkan dalam waktu dekat kasus tersebut sudah bisa di limpahkan atau dinaikan statusnya dari penyeldikan ke penyidikan yakni atau dari intelijen ke Pidana Khusus untuk diproses lanjut.

Menyinggung dugaan keterlibatan Kadis Pertanian Bursel, Ali Wael, dalam proyek yang berpotensi korupsi itu, namun Marsabessy belum ingin menyampaikan keterangan lebih jauh terkait hal tersebut.
Pasalnya, sejumlah saksi lain terkait proyek bermasalah tersbeut belum diperiksa, termasuk  sejumlah barang bukti masih perlu didalami jaksa.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan lanjutnya, sesuai semua bahan atau data yang didalami terkait kasus tersebut termasuk sebagian saksi yang telah dimintai keterangan kemungkinan dapat mengarah kepada Kadis Pertanian Bursel juga.

Bantuan anggaran dari pemerintah pusat untuk proyek petakan sawah senilai Rp 3 miliar lebih dari pos dana Bantuan Sosial (Bansos) tahun 2013, dikelola secara swakelola oleh 20 kelompok petani padi di Desa Fogi dan Desa Sekat, Kecamatan Kepala Madan, Kabupaten Bursel kuat dugaan Fiktif.

Sesuai data lapangan yang diperoleh Info Baru menerangkan, untuk Desa Fogi ada 12 kelompok petani dengan jumlah anggaran yang dikucurkan sekitar Rp 2 miliar.

Dari anggara Rp 2 miliar itu baru terealisasi atau sawah yang baru digarap satu lahan. Itu pun hanya pembukaan lahan.

Sementara itu, untuk Desa Sekat ada 8 kelompok petani padi dengan anggaran yang dikucurkan sekitar Rp 1 miliar lebih. Sayangnya di desa tersebut sama sekali tidak nampak aktifitas apapun alias fiktif.

Saat diwawancarai Koran ini para kelompok tani di dua desa itu sangat kecewa, lantaran terkait anggaran Bansos proyek dimaksud mereka tidak tahu prosedur untuk memperoleh anggaran tersebut.

Pasalnya pihak Distan Kabupaten Bursel sendiri tidak memberikan penjelasan terkait anggaran Bansos tersebut, bahkan pihak DISTAN Bursel sakan tertutup dengan anggaran Bansos untuk para petani di dua Desa tersebut.

Bahkan pihak DISTAN kabupaten Bursel tidak mengsosialisasi penggunaan dana Bansos itu kepada para kelompok tani di dua desa tersebut.

Menurut beberapa orang kelompok tani yang enggan namanya dikorankan, pihak DISTAN kabupaten Bursel setempat memerintahkan kepada para ketua kelompok tani yang sudah mereka bentuk untuk mengurus rekening pada bank dan kemudian menyerahkan buku rekening masing-masing kelompok tani itu kepada DISTAN kabupaten Bursel, agar dana itu disalurkan ke rekening masing-mnasing para kelompok tani tersebut.

Lucunya, hingga saat ini, buku rekening yang sudah diserahkan ke pihak DISTAN kabupaten Bursel itu belum dikembalikan ke para kelompok tani di Dua desa tersebut.

Para kelompok tani di dua Desa itu mengungkapkan, Kadis Pertanian kabupaten Bursel, Ali Wael, secara langsung sebagai penyuluh lapangan. Dimana proyek swakelola yang seharusnya ditangani para kelompok tani di dua desa tersebut, anehnya kini berpindah tangan atau dikelola sendiri Rekanan/Kontraktor yang bernama Robin.

Celakanya, para kelompok tani itu diarahkan untuk bekerjasama dimana tertuang dalam lembaran perjajian kontraktor, dan kemudian kontraktor yang mengambil alih seluruh pekerjaan proyek tersebut.

Lucunya, kontraktor Robin yang hanya bermodalkan satu unit alat berat exavator yang saat ini masih menangani satu lahan garapan di Desa Fogi. Sementara sejumlah lahan lain hingga kini belum satupun digarap.

Menyangkut kasus ini, Kepala Dinas Pertanian, Ali Wael, saat dikonfirmasi namun nomor heandphone Kadis Pertanian Bursel itu sedang nonaktif atau di luar jangkauan. (SAT)