Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mahasiswa Minta Dekan Fekon Unppati Dibebaskan

Dekan Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Latief Kharie.
AMBON, INFO BARU--Aliansi Mahasiswa Anti Diskriminasi (AMAD) meminta Pengadilan Negeri (PN) Ambon, membebaskan Dekan Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Latief Kharie atas tuduhan penyalagunaan anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Demi hukum dan citra almamater Unpatti, kami minta dengan hormat agar aparat penegak hukum dan pengadilan dapat membebaskan Dekan kami atas segala tuduhan yang tidak didasarkan bukti serta alasan yang kuat,” pinta Koordinator AMAD, Saddam Tubaka dalam rilis mereka yang diterima Info Baru, Minggu (22/6) kemarin.

Menurut mahasiswa, tuduhan penyalahgunaan PNBP bukan merupakan kasus tindak pidana korupsi (Tipikor) yang disangkakan kepada Dekan mereka, yang saat itu menjabat sebagai Pembantu Dekan II, karena  secara internal tidak ada ataupun ketidakpuasan khususnya dari kalangan mahasiswa dengan sarana prasarana serta segala fasilitas pendidikan yang ada.

“Sebagai mahasiswa Fekon Unpatti kami menilai, sejak Pak Latief menjabat sebagai Pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum pada 2008 hingga 2013, telah terjadi berbagai kemajuan yang sangat signifikan, bahkan banyak prestasi telah diraihnya,” kata mahasiswa.

Sejumlah sarana prasarana dan penunjang akademik yang sebelumnya belum dimiliki Fekon Unppati yakni, ruang dosen, perpustakaan, ruang auditorium, ruang seminar jurusan, ruang administrasi program reguler 2. Namun setelah Latief menjadi dekan, seluruh sarana dan prasarana tersebut terpenuhi, bahkan saat ini didukung dengan fasilitas yang memadai, sehingga tidak masuk akal jika yang bersangkutan dianggap melakukan tindakan melawan hukum.

Selain meningkatkan sarana dan prasarana, hal lain yang berhasil dilakukan yakni memberikan ruang tata usaha dengan fasilitas kantor yang baik, laboratorium komputer, ruang ujian sarjana serta ruang pimpinan fakultas dan jurusan. Bahkan seluruh ruang kuliah terfasilitasi dengan pendingin ruangan, meja LCD dan screen proyektor yang sebelumnya tidak ada.

Menurut mahasiswa, kemajuan yang tercapai juga menyentuh aspek lain selain sarana dan prasarana. Dibidang akademik misalnya, langkah pemberian bantuan studi bagi para dosen. Fakta tersebut dibuktikan dengan adanya rangsangan yang diberikan oleh Latief kepada para dosen untuk melanjutkan studi mereka ke jenjang S2 dan S3.

Hasilnya, sebagain dosen telah meraih titel pasca sarjana (S2) dan saat ini tengah melanjutkan studi ke jenjang S3. Segala upaya yang dilakukan tersebut, Fekon Unpatti telah memiliki dua orang guru besar, 24 orang doktor kemudian sebagain besarnya lagi sedang melanjutkan S3-nya dibeberapa Universitas di Indonesia.

“Pak Latief juga adalah salah satu Dekan yang mempunyai gagasan dalam mendorong pelaksanaan praktikum lapangan bagi ribuan mahasiswa Fekon tahun 2013 lalu. Selain itu mengupayakan pelaksanaan seminar proposal dan ujian skripsi untuk disesuaikan dengan standar proses dari sistem penjaminan mutu internal (SPMI) Unpatti,” terang mahasiswa dalam rilis itu.

Pada bidang kemahasiswaan, terjadi peningkatan dinamika kegiatan, dengan kemampuan pengelolaan anggaran yang cukup baik. Dari presatsi itu, Latief mampu menyumbangkan mahasiswanya untuk menggelar dan mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan yang bertaraf regional maupun nasional.

“Pak Latief memiliki daya ide yang kuat dalam membangun Fekom Unpatti. Salah satu hal yang perna dilakukan, dan tidak perna dilakukan oleh fakultas-fakultas lain yakni menggelar HUT fakultas untuk pertama kali pada tahun 2011 dan berlanjut hingga hari ini. Pada prinsipnya seluruh sentuhan Dekan itu mampu membangkitkan semangat dan rasa cinta mahasiswa terhadap almamaternya,” ujar mahasiswa.

Prestasi lain yang dilakukan Latief yakni mampu menghadirkan pejabat sekelas menteri, seperti Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS Prof. DR. Armida Alisjahbana untuk memberikan kuliah umum di aula Fekon Unpatti pada Februari 2012 lalu.

Semua hal tersebut telah menjadi terobosan bagi tata kelola keuangan dan kepegawaian di Fekon Unpatti. Perannya, kata mahasiswa, sangat berpengaruh pada pembangunan daerah, karena mampu meningkatkan akreditas program studi dan tingginya minat studi masyarakat.

Pengelolaan kinerja institusi tersebut, tercapai akibat langkah optimal dan efisiensi pengelolaan dana PNBP jatah fakultas yang relatif terbatas.

Lanjut mahasiswa dalam rilis tersebut, penahanan Latief sangat berdampak langsung terhadap aktivitas pendidikan dan dinamika fakultas yang terkesan seperti “pasar”, hal ini dikarenakan hilangnya kendali seorang pimpinan tertinggi di fakultas mereka.

Menurut mereka, Kampus Unpatti merupakan ladang pendidikan untuk menciptakan mahasiswa yang berintelektual tinggi, khususnya pada bidang keilmuan, dan bukan sebaliknya menciptakan mahasiswa yang orientasinya ke politik praktis seperti yang ditonjolkan para elit-elit di lingkup Unpatti Ambon.

“Sangat disayangkan, jika kampus tersebut tidak bisa mencetak mahasiswa yang cerdas dalam bidangnya. Kampus tersebut merupakan ladang untuk meningkatkan kapasitas keilmuan mahasiswa, bukan sebaliknya berorientasi pada politik praktis,” kesal mahasiswa.

Untuk itu mereka meminta PN Ambon bisa membebaskan Dekan mereka, agar bisa kembali dan beraktifitas seperti biasa, karena Dekan mereka itu tidak terbukti melakukan Tipikor.

“Kami mendukung proses persidangan yang akan dilakukan PN Ambon terhadap Dekan kami. Namun kami juga meminta agar PN Ambon tidak keliru dalam mengambil keputusan, karena Pak Latief tidak terbukti melakukan tindakan tersebut,” pinta mahasiswa. (TWN)